Beirut (Antara/Reuters) - Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah pada Rabu mengaku bertanggung jawab atas ledakan-ledakan yang melukai empat tentara Israel yang menyusup ke Lebanon selatan pekan lalu.

Nasrallah mengatakan kepada televisi Al-Mayadeen yang  berbasis di Beirut  bahwa para pejuang Hizbullah yang menanam bom-bom di daerah yang mereka ketahui sebelum tentara Israel akan lewati, dan meledakkan salah satu dari mereka ketika kelompok pertama pasukan khusus mencapai daerah tersebut.

Bom kedua dipicu ketika bala bantuan Israel tiba di tempat kejadian, kata Nasrallah, yang memberikan kelompok pertama catatan bahwa insiden tentang para pejabat militer Israel itu telah memberikan beberapa rincian.

Pihak militer Lebanon mengatakan pekan lalu bahwa tentara Israel telah melintasi 400 meter ke dalam wilayah Lebanon ketika ledakan-ledakan terjadi.

Seorang juru bicara Israel mengatakan bahwa hanya empat tentaranya yang terluka saat terjadi "satu aktivitas di dekat perbatasan".

"Ini adalah operasi terkontrol dan terencana,"  kata Nasrallah mengenai ledakan-ledakan tersebut. "Itu tidak disengaja, dan tidak (disebabkan oleh) ranjau yang ditinggalkan oleh pendudukan Israel. "

Nasrallah tidak menjelaskan bagaimana para pejuang Hizbullah tahu sebelum melakukan serangan kepada tentara Israel, tetapi mengatakan kelompok itu "tidak akan menyetujui pelanggaran teritorial" ke dalam Lebanon.

Perbatasan antara Israel dan Lebanon sebagian besar telah tenang sejak Hizbullah berhasil mengusir tentara Israel yang menduduki perbatasan Lebanon Selatan dan terjadi perang antara keduanya selama sebulan di tahun 2006.

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013