Jakarta (Antara Kalbar) - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, 200 pos satuan tugas pengamanan perbatasan (Satgas Pamtas) dan pulau terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia akan dipasangi televisi satelit, guna memberikan informasi dan hiburan kepada prajurit yang bertugas di wilayah perbatasan.
"Pemasangan televisi ini tidak akan berdampak negatif bagi kedisiplinan prajurit," kata Panglima TNI usai menandatangani nota kerja sama dengan Direktur Utama MNC Sky Vision Rudianto Tanoesoedibyo di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.
Ia mencontohkan, setiap pos di perbatasan biasa diawaki oleh 20 personel TNI. Sesuai jadwal, enam personel akan berjaga, sisanya dalam posisi bersiap dan istirahat.
"Jadi yang diperbolehkan nonton televisi yang istirahat saja. Bagi yang jaga tidak boleh," ucap Agus.
Menurut dia, setiap personel TNI di perbatasan bakal memanfaatkan layanan pemberian PT MNC Sky Vision itu dengan tepat.
Panglima TNI berharap dengan televisi satelit ini bisa meringankan tugas prajurit selama enam bulan di perbatasan. Kehadiran televisi satelit ini bisa dinikmati masyarakat yang tinggal di sekitar pos pengamanan.
Panglima TNI mengemukakan, informasi merupakan aset strategis bagi setiap organisasi, termasuk TNI. Ketidakmampuan dalam mendapatkan atau menggali informasi yang tepat dapat berakibat pada kesalahan dalam mengambil keputusan.
"Inilah yang menyebabkan mengapa banyak pemerintahan ataupun badan tertentu menghabiskan jutaan, bahkan miliaran dolar untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman potensial bagi keamanan," tukasnya.
Dijelaskan, kemampuan untuk menyediakan informasi potensial merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan pertahanan suatu negara.
"Dalam doktrin militer, informasi adalah bagian integral dari komando dan kendali yang merupakan kunci setiap pelaksanaan operasi," ucap Panglima TNI dalam sambutannya.
Pihak MNC Sky Vision juga menyediakan Kanal yang dapat dipergunakan TNI sebagai saluran untuk memberikan informasi khusus dari para Pimpinan TNI kepada para prajurit TNI yang berada di Pos Perbatasan dan Pulau-pulau Terluar.
Hingga kini, pihak penyelenggara siaran telah melakukan pemasangan perangkat dengan menyediakan program siaran dan Kanal di 34 lokasi Pos Satgaspamtas TNI. Di antaranya di perbatasan Kalimantan Barat (Entikong, Sintang), Kalimantan Utara (Nunukan, Sebatik, Tarakan), wilayah Papua (Jayapura), dan wilayah NTT (Atambua).
Secara bertahap setelah penandatangan Nota Kesepahaman, akan dilanjutkan dengan pemasangan fasilitas yang sama di 100 Pos Satgaspamtas TNI di seluruh Indonesia. Jumlah keseluruhan Pos yang akan mendapatkan layanan tersebut sebanyak 200 Pos Pengamanan.
Untuk menunjang pengamanan perbatasan, TNI telah menugaskan prajurit dari kesatuan TNI AD, TNI AL maupun TNI AU di wilayah perbatasan yang tergelar di 199 pos pengamanan perbatasan.
Sedangkan untuk pengamanan Pulau Terdepan, TNI telah menggelar 14 Pos Pengamanan. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer, memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat maupun laut (maritim).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Pemasangan televisi ini tidak akan berdampak negatif bagi kedisiplinan prajurit," kata Panglima TNI usai menandatangani nota kerja sama dengan Direktur Utama MNC Sky Vision Rudianto Tanoesoedibyo di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.
Ia mencontohkan, setiap pos di perbatasan biasa diawaki oleh 20 personel TNI. Sesuai jadwal, enam personel akan berjaga, sisanya dalam posisi bersiap dan istirahat.
"Jadi yang diperbolehkan nonton televisi yang istirahat saja. Bagi yang jaga tidak boleh," ucap Agus.
Menurut dia, setiap personel TNI di perbatasan bakal memanfaatkan layanan pemberian PT MNC Sky Vision itu dengan tepat.
Panglima TNI berharap dengan televisi satelit ini bisa meringankan tugas prajurit selama enam bulan di perbatasan. Kehadiran televisi satelit ini bisa dinikmati masyarakat yang tinggal di sekitar pos pengamanan.
Panglima TNI mengemukakan, informasi merupakan aset strategis bagi setiap organisasi, termasuk TNI. Ketidakmampuan dalam mendapatkan atau menggali informasi yang tepat dapat berakibat pada kesalahan dalam mengambil keputusan.
"Inilah yang menyebabkan mengapa banyak pemerintahan ataupun badan tertentu menghabiskan jutaan, bahkan miliaran dolar untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman potensial bagi keamanan," tukasnya.
Dijelaskan, kemampuan untuk menyediakan informasi potensial merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan pertahanan suatu negara.
"Dalam doktrin militer, informasi adalah bagian integral dari komando dan kendali yang merupakan kunci setiap pelaksanaan operasi," ucap Panglima TNI dalam sambutannya.
Pihak MNC Sky Vision juga menyediakan Kanal yang dapat dipergunakan TNI sebagai saluran untuk memberikan informasi khusus dari para Pimpinan TNI kepada para prajurit TNI yang berada di Pos Perbatasan dan Pulau-pulau Terluar.
Hingga kini, pihak penyelenggara siaran telah melakukan pemasangan perangkat dengan menyediakan program siaran dan Kanal di 34 lokasi Pos Satgaspamtas TNI. Di antaranya di perbatasan Kalimantan Barat (Entikong, Sintang), Kalimantan Utara (Nunukan, Sebatik, Tarakan), wilayah Papua (Jayapura), dan wilayah NTT (Atambua).
Secara bertahap setelah penandatangan Nota Kesepahaman, akan dilanjutkan dengan pemasangan fasilitas yang sama di 100 Pos Satgaspamtas TNI di seluruh Indonesia. Jumlah keseluruhan Pos yang akan mendapatkan layanan tersebut sebanyak 200 Pos Pengamanan.
Untuk menunjang pengamanan perbatasan, TNI telah menugaskan prajurit dari kesatuan TNI AD, TNI AL maupun TNI AU di wilayah perbatasan yang tergelar di 199 pos pengamanan perbatasan.
Sedangkan untuk pengamanan Pulau Terdepan, TNI telah menggelar 14 Pos Pengamanan. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer, memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat maupun laut (maritim).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013