Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyatakan lima kecamatan yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah sangat rawan menjadi pintu masuk penyakit rabies.
"Saat ini, di Kalteng kasus rabies tengah meningkat. Dan Kalbar yang sejak tahun 2005 dinyatakan bebas rabies, harus meningkatkan kewaspadaan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar, Abdul Manaf Mustafa di sela pertemuan regional penanganan rabies se-Kalimantan di Pontianak, Kamis.
Lima kecamatan tersebut yakni Nanga Tayap (Kabupaten Ketapang), Manis Mata (Kabupaten Ketapang), Tumbang Titi (Kabupaten Ketapang), Kendawangan (Kabupaten Ketapang) dan Sayan (Kabupaten Melawi).
Menurut dia, penyakit rabies merupakan penyakit dari hewan yang dapat menular ke manusia. "Lebih dari 90 persen kasus rabies ke manusia, penyebabnya gigitan anjing," kata dia.
Selama ini, lanjut dia, di Pulau Kalimantan baru Kalbar yang masih bebas dari rabies. Sementara akses antarprovinsi di Kalimantan saat ini sudah semakin mudah dan lancar seiring dibangunnya Jalan Transkalimantan poros selatan.
Ia menambahkan, untuk mengantisipasi masuknya rabies ke Kalbar, di sejumlah desa yang berbatasan dengan Kalteng telah dibangun pos pengawasan dan pemeriksaan. Di tiap pos, ada petugas yang direkrut dengan standar pendidikan sekolah menengah atas.
Di Kalteng, pada tahun 2012 terdapat 111 kasus, Kalsel 10 kasus, Kaltim enam kasus.
Pertemuan regional itu sendiri untuk mengevaluasi langkah yang diambil agar Kalimantan bebas dari penyakit rabies atau anjing gila. Secara nasional, terdapat 163 kasus kematian per tahun karena rabies.
"Meski jumlahnya terbilang rendah dibanding India atau China, tetapi dampaknya luar biasa. Masyarakat jadi takut, investasi terganggu, jumlah kunjungan pun dapat menurun," ujar dia.
Ia mencontohkan di Bali, sudah 20 ribu orang yang dilaporkan terkena gigitan anjing gila dengan angka kematian 107 orang.
Sedangkan jumlah provinsi yang terdapat kasus rabies di Indonesia tercatat sebanyak 24 buah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Saat ini, di Kalteng kasus rabies tengah meningkat. Dan Kalbar yang sejak tahun 2005 dinyatakan bebas rabies, harus meningkatkan kewaspadaan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar, Abdul Manaf Mustafa di sela pertemuan regional penanganan rabies se-Kalimantan di Pontianak, Kamis.
Lima kecamatan tersebut yakni Nanga Tayap (Kabupaten Ketapang), Manis Mata (Kabupaten Ketapang), Tumbang Titi (Kabupaten Ketapang), Kendawangan (Kabupaten Ketapang) dan Sayan (Kabupaten Melawi).
Menurut dia, penyakit rabies merupakan penyakit dari hewan yang dapat menular ke manusia. "Lebih dari 90 persen kasus rabies ke manusia, penyebabnya gigitan anjing," kata dia.
Selama ini, lanjut dia, di Pulau Kalimantan baru Kalbar yang masih bebas dari rabies. Sementara akses antarprovinsi di Kalimantan saat ini sudah semakin mudah dan lancar seiring dibangunnya Jalan Transkalimantan poros selatan.
Ia menambahkan, untuk mengantisipasi masuknya rabies ke Kalbar, di sejumlah desa yang berbatasan dengan Kalteng telah dibangun pos pengawasan dan pemeriksaan. Di tiap pos, ada petugas yang direkrut dengan standar pendidikan sekolah menengah atas.
Di Kalteng, pada tahun 2012 terdapat 111 kasus, Kalsel 10 kasus, Kaltim enam kasus.
Pertemuan regional itu sendiri untuk mengevaluasi langkah yang diambil agar Kalimantan bebas dari penyakit rabies atau anjing gila. Secara nasional, terdapat 163 kasus kematian per tahun karena rabies.
"Meski jumlahnya terbilang rendah dibanding India atau China, tetapi dampaknya luar biasa. Masyarakat jadi takut, investasi terganggu, jumlah kunjungan pun dapat menurun," ujar dia.
Ia mencontohkan di Bali, sudah 20 ribu orang yang dilaporkan terkena gigitan anjing gila dengan angka kematian 107 orang.
Sedangkan jumlah provinsi yang terdapat kasus rabies di Indonesia tercatat sebanyak 24 buah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013