Jakarta (Antara Kalbar) - Indonesian Police Watch (IPW) mencatat selama tiga bulan terakhir telah terjadi 22 kasus penembakan misterius di Tanah Air, lima di antaranya korbannya adalah polisi.

"Namun dari 22 kasus penembakan itu, baru satu pelaku saja yang tertangkap," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane di Jakarta, Rabu.

Ia juga menyebutkan modus dari penembakan itu bervariasi sehingga sulit menyimpulkan bahwa aksi penembakan itu dilakukan oleh para teroris.

Ironisnya, kata dia, kasus penembakan terhadap polisi sampai sekarang tidak kunjung terungkap sedangkan penembakan, pengeroyokan dan penusukan terhadap polisi masih terjadi.

"IPW berharap Polri, khususnya Polda Metro Jaya segera mengungkap kasus ini agar tren penembakan ini berhenti," katanya.

IPW mengkhawatirkan dengan seringnya penembakan itu, akan membuat warga ibu kota menjadi sangat takut dan khawatir.

Pasalnya, kata dia, bagaimana polisi bisa melindungi masyarakat, jika melindungi diri sendiri saja tidak bisa.

Seorang anggota Polri bernama Sukardi tewas ditembak orang tidak dikenal di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa sekitar pukul 22.20 WIB.

Berdasarkan data dihimpun, pelaku menembak korban sebanyak tiga kali saat mengendarai sepeda motor bernomor polisi B-6671-TXL.

Korban terjatuh dari sepeda motornya setelah terkena tembakan pada bagian dada dan perut.

Saat penembakan, Sukardi diduga sedang mengawal sebuah truk di sekitar lokasi kejadian.

Pewarta: Riza Fahriza

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013