Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan melakukan uji coba penggunaan Terminal Bus Antarnegara di Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, dengan rute Pontianak-Kuching dan Pontianak-Brunei Darussalam atau sebaliknya.

"Rencananya uji coba dimulai besok Kamis (12/9) pagi," kata Sekretaris Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Kalbar, Abdul Manaf Mufty di Pontianak, Rabu.

Ia mengatakan, uji coba tersebut menyangkut sejumlah hal di antaranya tentang jam keberangkatan dan kedatangan, waktu operasional terminal, administrasi, keamanan berstandar internasional serta arus lalu lintas.

"Karena terminal bus antarnegara ini baru yang pertama kali di Indonesia dengan standar seperti sekarang," kata dia.

Menurut dia, rencananya operasional terminal bis tersebut akan dimulai pada pukul 07.00 pagi.

Ia menjamin pengusaha angkutan bus antarnegara akan patuh terhadap rencana tersebut. "Mereka selama ini dikenal patuh, contohnya saat kesulitan bahan bakar minyak, mereka tidak pernah sampai protes keras," ujar dia.

Ia mengungkapkan, rencananya setelah terminal tersebut beroperasi maka akan dilanjutkan dengan peresmian oleh Menteri Perhubungan.

"Jadwalnya, pada tanggal 21 September nanti, tetapi itu juga bisa berubah," ungkap dia.

Ia menambahkan, secara keseluruhan ada sekitar 40 bis dari Kuching ke Pontianak atau sebaliknya setiap hari. Sedangkan untuk rute Pontianak-Brunei Darussalam sebanyak 14 kendaraan. "Sebenarnya 15 unit, satu cadangan," kata dia.

Jadi, ujar Abdul Manaf Mufty, secara keseluruhan ada 58 bus yang akan dilayani di Terminal Bis Antarnegara Sungai Ambawang tersebut.

Dari sembilan perusahaan yang melayani rute itu, tiga diantaranya oleh perusahaan Indonesia yakni Damri, SJS dan ATS. Sedangkan enam perusahaan lain dari Malaysia yakni Kirata, Sri Merah, Saffire, Bintang Jaya, Tebakang dan Eva.

Sedangkan untuk rute angkutan dari terminal ke Kota Pontianak atau lokasi lainnya, masih dalam kajian dan persiapan. Ia memperkirakan untuk sementara penumpang dapat memanfaatkan angkutan sewa atau taksi yang akan diatur kemudian baik tarif maupun layanannya.

"Karena ini sifatnya internasional, sudah sepatutnya layanannya pun bersifat internasional pula," kata Abdul Manaf Mufty.

Mengenai polemik lahan di kawasan itu, ia menegaskan tidak akan mengganggu jadwal operasional terminal.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013