Sungai Raya (Antara Kalbar) - Debat kandidat calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Kubu Raya sempat ricuh saat tim sukses dan massa pendukung setiap pasangan calon saling ejek ketika terjadi pemadaman listrik saat debat berlangsung.
Saat sesi penyampaian visi dan misi dari setiap calon wakil bupati berlangsung, listrik tiba-tiba mati sekitar 10 menit. Hal itu menyebabkan antara tim pendukung menyampaikan yel-yel setiap kandidat, kondisi tersebut diperparah saat dua kubu tim pengusung saling ejek dan menyebabkan kericuhan disela berlangsungnya debat tersebut.
Kondisi itu baru bisa diredakan saat sejumlah aparat kepolisian masuk dan menenangkan massa yang tampak mulai kehilangan kendali. Selang berapa lama kemudian, listrik kembali menyala dan kericuhan bisa diantisipasi oleh panitia penyelenggara dan pihak kepolisian.
Tidak sampai di situ, lima pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Kubu Raya masing-masing, Johansya-Ahok, Muda Mahendrawan-Suharjo, Kamaruzzaman-Andi Salmah, David-Hasbulloh dan Rusman Ali-Suhermanus terlibat perdebatan sengit dalam debat kandidat yang diselenggarakan KPU Kubu Raya.
Berbagai permasalahan dan isu strategis seputar Kubu Raya yang menyangkut pada permasalahan kebijakan pemerintahan, pelayanan sosial, upaya peningkatan dan penggunaan PAD dan APBD hingga strategi pemerintahan dan pembangunan ke depan dikupas oleh lima pasangan calon tersebut.
Satu persatu kandidat saling lempar dan menjawab pertanyaan dari pembawa acara dan masing-masing kandidat. Namun, karena keterbatasan waktu, menyebabkan setiap kandidat sulit menyampaikan pendapat dan menjawab setiap pertanyaan.
"Kita melihat debat kandidat ini sudah berlangsung dengan baik, meski sempat terjadi kericuhan, namun semua bisa dikendalikan," kata Sanusi, tokoh masyarakat Kecamatan Sungai Raya yang menghadiri debat kandidat tersebut.
Sayangnya, menurut Sanusi, debat tersebut kurang seru lantaran panitia penyelenggara tidak menghadirkan panelis dari praktisi atau akademisi untuk memberikan pertanyaan kepada setiap kandidat.
"Kalau dihadirkan panelis, tentu debat ini akan lebih bermakna, karena pertanyaan yang dilontarkan kepada setiap kandidat akan lebih berbobot," katanya.
Di tempat yang sama, Subandi, warga Kecamatan Sungai Ambawang yang juga menghadiri debat kandidat itu mengharapkan siapa saja yang terpilih menjadi bupati untuk bisa lebih memperhatikan masyarakat kecil dan bisa mewujudkan kesejahteraan bagi masyatakat.
"Siapapun bupatinya, kita harapkan bisa benar-benar bekerja untuj masyatakat. Bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Saat sesi penyampaian visi dan misi dari setiap calon wakil bupati berlangsung, listrik tiba-tiba mati sekitar 10 menit. Hal itu menyebabkan antara tim pendukung menyampaikan yel-yel setiap kandidat, kondisi tersebut diperparah saat dua kubu tim pengusung saling ejek dan menyebabkan kericuhan disela berlangsungnya debat tersebut.
Kondisi itu baru bisa diredakan saat sejumlah aparat kepolisian masuk dan menenangkan massa yang tampak mulai kehilangan kendali. Selang berapa lama kemudian, listrik kembali menyala dan kericuhan bisa diantisipasi oleh panitia penyelenggara dan pihak kepolisian.
Tidak sampai di situ, lima pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Kubu Raya masing-masing, Johansya-Ahok, Muda Mahendrawan-Suharjo, Kamaruzzaman-Andi Salmah, David-Hasbulloh dan Rusman Ali-Suhermanus terlibat perdebatan sengit dalam debat kandidat yang diselenggarakan KPU Kubu Raya.
Berbagai permasalahan dan isu strategis seputar Kubu Raya yang menyangkut pada permasalahan kebijakan pemerintahan, pelayanan sosial, upaya peningkatan dan penggunaan PAD dan APBD hingga strategi pemerintahan dan pembangunan ke depan dikupas oleh lima pasangan calon tersebut.
Satu persatu kandidat saling lempar dan menjawab pertanyaan dari pembawa acara dan masing-masing kandidat. Namun, karena keterbatasan waktu, menyebabkan setiap kandidat sulit menyampaikan pendapat dan menjawab setiap pertanyaan.
"Kita melihat debat kandidat ini sudah berlangsung dengan baik, meski sempat terjadi kericuhan, namun semua bisa dikendalikan," kata Sanusi, tokoh masyarakat Kecamatan Sungai Raya yang menghadiri debat kandidat tersebut.
Sayangnya, menurut Sanusi, debat tersebut kurang seru lantaran panitia penyelenggara tidak menghadirkan panelis dari praktisi atau akademisi untuk memberikan pertanyaan kepada setiap kandidat.
"Kalau dihadirkan panelis, tentu debat ini akan lebih bermakna, karena pertanyaan yang dilontarkan kepada setiap kandidat akan lebih berbobot," katanya.
Di tempat yang sama, Subandi, warga Kecamatan Sungai Ambawang yang juga menghadiri debat kandidat itu mengharapkan siapa saja yang terpilih menjadi bupati untuk bisa lebih memperhatikan masyarakat kecil dan bisa mewujudkan kesejahteraan bagi masyatakat.
"Siapapun bupatinya, kita harapkan bisa benar-benar bekerja untuj masyatakat. Bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013