Jakarta (Antara Kalbar) - Jutaan guru di seluruh Indonesia, Sabtu pagi menggelar  aksi mogok mengajar dan doa bersama serentak di daerahnya masing-masing sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi pendidikan khususnya kepedulian pemerintah terhadap kebijakan guru.

"Aksi mogok mengajar ini hasil dari rapat akbar Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI). Tanggal 5 Oktober dipilih karena bertepatan dengan Hari Guru Internasional," kata Ketua Umum PB PGRI Sulistiyo di sela acara aksi damai di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan, aksi mogok mengajar ini dilakukan lingkungan guru PGRI mulai dari tingkat sekolah, ranting (kecamatan), kabupaten, provinsi, hingga di pusat.

"Jumlah pasti guru di Indonesia sampai sekarang tidak jelas. Estimasi kami guru-guru yang akan berdoa bersama dan tidak mengajar mencapai 3,7 juta orang," katanya.

Surat pemberitahuan aksi massal ini sudah dikirim ke  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mendikbud Mohammad Nuh, dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo.    
     
Sulistiyo mengatakan, aksi tersebut  dipicu oleh banyaknya persoalan pendidikan yang menjadi keprihatinan bersama. "Arah pendidikan kita arahnya semakin tidak jelas semakin sulit memperbaiki karakter manusia," katanya.

Sulistiyo mengatakan aksi mogok mengajar nasional¿ dilakukan untuk mengkritik implementasi kebijakan pemerintah terkait urusan guru yang semakin buruk.  
     
"Mulai dari urusan sertifikasi guru, pemerataan distribusi pendidik, tunjangan sertifikasi, inpassing atau penyetaraan guru swasta seperti PNS, pengangkatan guru honorer, dan lainnya," katanya.

Soal pemenuhan kekurangan guru, Sulistyo mengatakan saat ini jenjang SD kekurangan sekitar 440 ribu guru. Karena tidak dipenuhi pemerintah, jumlah guru swasta atau non-PNS membludak. Sedangkan di SMP kekurangan 150 ribu guru BK (Bimbingan Konseling). Kekurangan juga di SMK untuk guru produktif.

Sementara untuk urusan sertifikasi guru, ia mengamati setiap tahun semakin buruk, saat ini sejatinya masuk pencairan tunjangan sertifikasi guru triwulan ketiga. "Tetapi untuk triwulan kedua saja masih banyak yang belum dicairkan," tambahnya.

  

Pewarta: Zita Meirina

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013