Jakarta (Antara Kalbar) - Kementerian Perhubungan menginginkan moda transportasi massal "bus rapid transit" dapat diimpelementasikan di seluruh ibu kota provinsi di Indonesia pada akhir 2014.
"Kementerian Perhubungan mengharapkan pada akhir 2014, semua ibu kota propinsi di Indonesia sudah menerapkan pelayanan BRT untuk angkutan perkotaan di wilayah mereka," kata Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Kemenhub Djoko Sasono dalam keterangan Pusat Komunikasi Publik Kemenhub yang diterima di Jakarta, Minggu.
Diperkirakan baru terdapat sekitar 10 ibu kota provinsi yang tersebar di berbagai pulau di Tanah Air yang telah menerapkan BRT sehingga diharapkan dapat lebih banyak lagi ibu kota provinsi yang juga menggunakannya.
Namun di beberapa ibu kota, Djoko mengakui bahwa sejumlah BRT belum terselenggara secara penuh antara lain karena terdapat keterbatasan infrastruktur seperti belum memiliki jalur sendiri seperti halnya Transjakarta di wilayah DKI Jakarta.
Sebagaimana diberitakan, Ketua Umum DPP Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan Eka Sari Lorena mengatakan negara-negara maju perlu ditiru karena menunjukkan keberpihakan kepada transportasi massal bagi warganya.
"Mencermati negara-negara maju ternyata kultur mobil pun telah digantikan keberpihakan terhadap angkutan umum massal," kata Eka Sari Lorena.
Menurut Eka, masa depan infrastruktur transportasi massal di Indonesia belum memperlihatkan titik terang seperti masih belum terbangunnya MRT dan monorel, serta terjadi penurunan kualitas layanan.
Ia memaparkan, di negara maju, bahkan kaum kaya di sana juga memilih naik angkutan umum atau bersepeda daripada naik mobil pribadi dengan risiko macet dan pusing mencari parkiran.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Kementerian Perhubungan mengharapkan pada akhir 2014, semua ibu kota propinsi di Indonesia sudah menerapkan pelayanan BRT untuk angkutan perkotaan di wilayah mereka," kata Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Kemenhub Djoko Sasono dalam keterangan Pusat Komunikasi Publik Kemenhub yang diterima di Jakarta, Minggu.
Diperkirakan baru terdapat sekitar 10 ibu kota provinsi yang tersebar di berbagai pulau di Tanah Air yang telah menerapkan BRT sehingga diharapkan dapat lebih banyak lagi ibu kota provinsi yang juga menggunakannya.
Namun di beberapa ibu kota, Djoko mengakui bahwa sejumlah BRT belum terselenggara secara penuh antara lain karena terdapat keterbatasan infrastruktur seperti belum memiliki jalur sendiri seperti halnya Transjakarta di wilayah DKI Jakarta.
Sebagaimana diberitakan, Ketua Umum DPP Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan Eka Sari Lorena mengatakan negara-negara maju perlu ditiru karena menunjukkan keberpihakan kepada transportasi massal bagi warganya.
"Mencermati negara-negara maju ternyata kultur mobil pun telah digantikan keberpihakan terhadap angkutan umum massal," kata Eka Sari Lorena.
Menurut Eka, masa depan infrastruktur transportasi massal di Indonesia belum memperlihatkan titik terang seperti masih belum terbangunnya MRT dan monorel, serta terjadi penurunan kualitas layanan.
Ia memaparkan, di negara maju, bahkan kaum kaya di sana juga memilih naik angkutan umum atau bersepeda daripada naik mobil pribadi dengan risiko macet dan pusing mencari parkiran.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013