Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyampaikan hasil dari proyek Sustainable Urban Transport Programme Indonesia-Nationally Appropriate Mitigation Actions dan Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development (SUTRI NAMA-INDOBUS) diharapkan menjadi panduan bagi implementasi Bus Rapid Transit (BRT) angkutan perkotaan di Indonesia.
Plt Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Muhammad Fahmi mengatakan pembangunan transportasi perkotaan menjadi bagian yang penting dalam memperkuat infrastruktur dan mendukung pengembangan ekonomi.
Menurut Fahmi, proyek SUTRI NAMA-INDOBUS yang berjalan dari 2017-2024 ini, diyakini dapat dilanjutkan untuk masa yang akan datang, meski kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dan State Secretariat for Economic Affairs (SECO) dari Pemerintah Swiss, telah berakhir.
"Banyak manfaat yang sudah kita peroleh atas kerja sama ini. Hasil pelaksanaan kegiatan ini, dapat dijadikan bahan panduan dan masukan bagi implementasi BRT di Indonesia," ujar Fahmi dalam Diseminasi Capaian SUTRI NAMA - INDOBUS di Jakarta, Selasa.
Fahmi menyebut proyek ini telah dilaksanakan di enam kota percontohan, yaitu Batam, Pekanbaru, Bandung, Semarang, Surabaya dan Makassar.
Studi yang dilakukan mencakup berbagai aspek yang menjadi standar pengembangan hijau secara internasional. Ia mencontohkan terdapat setidaknya enam kajian yang membahas potensi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan bagaimana metodologi perhitungan yang tepat.
Selain itu, terdapat pula riset yang menyusun bagaimana BRT memiliki model bisnis yang sehat serta dapat dijalankan oleh pemerintah daerah, seperti pada Bandung Basin Metropolitan Area (BBMA).
Sistem BRT sendiri dipilih karena dapat diimplementasikan dalam jangka waktu yang relatif cepat, serta biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan sistem angkutan umum massal lain, terutama yang berbasis rel.
Lebih lanjut, Fahmi mengatakan bahwa Kemenhub terus mendorong berbagai perbaikan untuk meningkatkan pelayanan khususnya di sektor layanan angkutan massa berbasis jalan atau BRT.
Sementara itu, Country Director GIZ Indonesia & ASEAN Hans-Ludwig Bruns menyampaikan kerja sama dengan Indonesia merupakan gagasan sederhana untuk mengubah transportasi perkotaan di Indonesia menjadi sektor rendah karbon yang berkelanjutan.
"Kami harap progres yang sudah terjadi membantu mendorong percepatan sistem BRT di berbagai kota," kata Hans.
Kerja sama SUTRI NAMA-INDOBUS akan berakhir pada Desember 2024 dengan 76 studi, dukungan terhadap 19 kerangka peraturan, 1.800 peserta program pengembangan kapasitas, dan 36 produk pengetahuan.
Keberhasilan ini dirayakan oleh lebih dari 250 pemangku kepentingan dari tingkat daerah, nasional dan internasional.
SUTRI NAMA-INDOBUS diharapkan jadi panduan implementasi BRT
Selasa, 8 Oktober 2024 16:28 WIB