Sungai Raya (Antara Kalbar) - Petani yang bermukim di Dusun Karya Bersama, Desa Kuala Mandor A terancam gagal panen karena sawah mereka terendam banjir.
"Sudah lebih dari enam hari air ini air menggenangi pemukiman dan ladang yang mengakibatkan sebagian besar tanaman padi warga di sini terendam air. Hingga saat ini ketinggian air setinggi lutut orang dewasa," kata Syaidina Ali, salah satu korban banjirdi Kecamatan Kuala Mandor B, Minggu.
Ali menuturkan akibat banjir yang menenggelamkan ratusan hektare ladang warga, kemungkinan besar terjadi gagal panen. Sehingga saat itu warga terpaksa mencari mata pencaharian lain disaat harus mengalami bencana.
"Kalau ladang yang orang tua saya punya biasanya sekali panen mencapai dua sampai tiga ton. Tapi sekarang bagaimana mau panen padinya saja sudah pada tumbang dihantam arus," tuturnya.
Dia mengungkapkan banjir yang merendam rumah dan ladang warga sudah terjadi selama sepekan.
"Kalau sekarang genangan airnya tinggal satu meter dari permukaan tanah. Seminggu lalu yang sangat besar banjirnya, namun tidak ada yang memberikan pertolongan dan harus berusaha menyalamat dirinya sendiri dan keluarga," katanya.
Pada saat banjir besar, lanjut dia warga ada yang memilih bertahan berada di rumah, ada juga yang memilih mengungsi di rumah-rumah keluarga yang tidak terkena banjir dan memiliki ke tinggal sementara ke Kota Pontianak.
"Saat ini banyak sudah warga yang telah kembali ke rumah, tetapi kami tetap khawatir suatu waktu banjir akan kembali datang mengingat hujan yang masih sering terjadi," kata Ali.
Dia juga menambahkan anak-anak korban banjir dan guru yang akan pergi ke sekolah terpaksa menggunakan sampan, lantaran jalan darat tidak dapat dilalui.
"Saat ini kami berharap pemerintah dapat memberikan bantuan makanan, dan untuk menata kehidupan pemerintah dapat memberikan bantuan modal, sehingga kami dapat kembali berladang seperti biasanya," tuturnya.
Sementara itu, Abdul Wahab warga lainnya menuturkan sampai saat ini meski banjir menggenangi rumah, ladang dan memaksa warga meninggalkan rumah tetapi belum ada bantuan yang diberikan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.
"Belum ada bantuan sama sekali yang datang ke sini," katanya.
Abdul mengatakan korban banjir sangat berharap kepada pemerintah untuk segera menyalurkan bantuan yang sangat dibutuhkan terutama sembako.
Untuk memulai kehidupan baru setelah banjir pemerintah dapat memberikan bantuan modal agar tahun depan dapat kembali berladang, katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Sudah lebih dari enam hari air ini air menggenangi pemukiman dan ladang yang mengakibatkan sebagian besar tanaman padi warga di sini terendam air. Hingga saat ini ketinggian air setinggi lutut orang dewasa," kata Syaidina Ali, salah satu korban banjirdi Kecamatan Kuala Mandor B, Minggu.
Ali menuturkan akibat banjir yang menenggelamkan ratusan hektare ladang warga, kemungkinan besar terjadi gagal panen. Sehingga saat itu warga terpaksa mencari mata pencaharian lain disaat harus mengalami bencana.
"Kalau ladang yang orang tua saya punya biasanya sekali panen mencapai dua sampai tiga ton. Tapi sekarang bagaimana mau panen padinya saja sudah pada tumbang dihantam arus," tuturnya.
Dia mengungkapkan banjir yang merendam rumah dan ladang warga sudah terjadi selama sepekan.
"Kalau sekarang genangan airnya tinggal satu meter dari permukaan tanah. Seminggu lalu yang sangat besar banjirnya, namun tidak ada yang memberikan pertolongan dan harus berusaha menyalamat dirinya sendiri dan keluarga," katanya.
Pada saat banjir besar, lanjut dia warga ada yang memilih bertahan berada di rumah, ada juga yang memilih mengungsi di rumah-rumah keluarga yang tidak terkena banjir dan memiliki ke tinggal sementara ke Kota Pontianak.
"Saat ini banyak sudah warga yang telah kembali ke rumah, tetapi kami tetap khawatir suatu waktu banjir akan kembali datang mengingat hujan yang masih sering terjadi," kata Ali.
Dia juga menambahkan anak-anak korban banjir dan guru yang akan pergi ke sekolah terpaksa menggunakan sampan, lantaran jalan darat tidak dapat dilalui.
"Saat ini kami berharap pemerintah dapat memberikan bantuan makanan, dan untuk menata kehidupan pemerintah dapat memberikan bantuan modal, sehingga kami dapat kembali berladang seperti biasanya," tuturnya.
Sementara itu, Abdul Wahab warga lainnya menuturkan sampai saat ini meski banjir menggenangi rumah, ladang dan memaksa warga meninggalkan rumah tetapi belum ada bantuan yang diberikan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.
"Belum ada bantuan sama sekali yang datang ke sini," katanya.
Abdul mengatakan korban banjir sangat berharap kepada pemerintah untuk segera menyalurkan bantuan yang sangat dibutuhkan terutama sembako.
Untuk memulai kehidupan baru setelah banjir pemerintah dapat memberikan bantuan modal agar tahun depan dapat kembali berladang, katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013