Beijing (Antara/AFP) - Komite legislatif tertinggi China secara sah pada Sabtu menyetujui untuk melonggarkan kebijakan satu anak yang kontroversial di negara berpenduduk terbanyak di dunia dan menghapus kamp-kamp untuk "pendidikan kembali melalui kerja paksa," tulis kantor berita negara itu.
Keputusan itu diambil oleh komite di Kongres Rakyat Nasional, parlemen China, pada akhir sidang enam hari, demikian kantor berita China Xinhua melaporkan.
Reformasi atas kebijakan satu anak akan mengizinkan pasangan orangtua yang tak memiliki saudara kandung untuk mempunyai dua anak. Kebijakan itu menghapus kebijakan keluarga berencana yang diberlakukan lebih tiga dekade lalu untuk mencegah kelebihan penduduk di negara itu.
Para narapidana yang sedang menjalani masa tahanan akan dibebaskan setelah kebijakan penghapusan pendidikan kembali melalui kerja paksa yang dikenal dengan nama "laojiao" diberlakukan.
"Sisa masa tahanan mereka tidak akan diberlakukan lagi," katanya mengutip resolusi kongres.
China berpendapat pembatasan satu anak telah menahan pertumbuhan populasi dan mendukung perkembangan cepat dari negeri dengan jumlah penduduk miskin relatif besar menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.
Hingga kini, undang-undang melarang pasangan memiliki lebih dua anak walau ada perkecualian bagi pasangan di mana para pasangan meruakian anak tunggal dan juga bagi suku minoritas serta pasangan di desa yang anak pertamanya seorang perempuan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Keputusan itu diambil oleh komite di Kongres Rakyat Nasional, parlemen China, pada akhir sidang enam hari, demikian kantor berita China Xinhua melaporkan.
Reformasi atas kebijakan satu anak akan mengizinkan pasangan orangtua yang tak memiliki saudara kandung untuk mempunyai dua anak. Kebijakan itu menghapus kebijakan keluarga berencana yang diberlakukan lebih tiga dekade lalu untuk mencegah kelebihan penduduk di negara itu.
Para narapidana yang sedang menjalani masa tahanan akan dibebaskan setelah kebijakan penghapusan pendidikan kembali melalui kerja paksa yang dikenal dengan nama "laojiao" diberlakukan.
"Sisa masa tahanan mereka tidak akan diberlakukan lagi," katanya mengutip resolusi kongres.
China berpendapat pembatasan satu anak telah menahan pertumbuhan populasi dan mendukung perkembangan cepat dari negeri dengan jumlah penduduk miskin relatif besar menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.
Hingga kini, undang-undang melarang pasangan memiliki lebih dua anak walau ada perkecualian bagi pasangan di mana para pasangan meruakian anak tunggal dan juga bagi suku minoritas serta pasangan di desa yang anak pertamanya seorang perempuan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013