Pontianak (Antara Kalbar) - Para petani di Desa Peniti Besar, Kabupaten Pontianak, kini merasakan perubahan ekonomi dan menikmati hasil panen buah naga yang ditanam sejak Maret 2012.
"Kalau dulu, hanya berjalan kaki, sekarang sudah bisa beli motor," kata Ambo` Angka (58), petani sekaligus Ketua Kelompok Tani (Poktan) Mekar di Desa Peniti Besar, Kecamatan Segedong, Pontianak, Sabtu.
Poktan Mekar mempunyai 33 anggota, mengelola lahan seluas 20 hektare yang ditanami buah naga.
Satu hektare dapat dipasang 800 lanjar untuk menopang tanaman tersebut. Satu lanjar terdapat setidaknya empat tanaman buah naga.
Selain membeli kendaraan bermotor, petani juga mampu menyekolahkan anak-anak mereka.
Pembina Poktan Mekar, Jamhur menambahkan, sebelumnya petani hanya mengandalkan buah pisang dan langsat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Lokasi untuk tanaman buah naga sekarang, dulunya hanya lahan tidur, tidak dimanfaatkan," ujar Jamhur.
Kemudian, ada bantuan dari pemerintah untuk mengelola lahan tidur di desa tersebut. Salah satu yang diusulkan, berupa tanaman buah naga.
"Sekarang, petani merasakan manfaatnya. Selain bisa menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi, taraf ekonomi petani juga meningkat," kata dia.
Ada dua jenis buah naga yang ditanam, yakni yang berwarna merah dan putih. Untuk yang buahnya berwarna merah, mereka mulai panen saat usia tanaman delapan bulan. Sedangkan yang putih, pada usia 14 bulan.
"Hasilnya alhamdulillah. Kalau dihitung keseluruhan, sudah miliaran rupiah yang dihasilkan dari kebun buah naga ini," kata dia.
Sekitar dua bulan lalu misalnya, mereka panen seberat 10 ton. Harga buah naga bervariasi, mulai Rp15 ribu sampai Rp30 ribu per kilogram untuk yang berwarna merah. Sementara untuk buah naga berwarna putih, lebih murah Rp5 ribu per kilogram.
Selain untuk menutupi biaya operasional, hasil panen dibagi ke anggota dan desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kalau dulu, hanya berjalan kaki, sekarang sudah bisa beli motor," kata Ambo` Angka (58), petani sekaligus Ketua Kelompok Tani (Poktan) Mekar di Desa Peniti Besar, Kecamatan Segedong, Pontianak, Sabtu.
Poktan Mekar mempunyai 33 anggota, mengelola lahan seluas 20 hektare yang ditanami buah naga.
Satu hektare dapat dipasang 800 lanjar untuk menopang tanaman tersebut. Satu lanjar terdapat setidaknya empat tanaman buah naga.
Selain membeli kendaraan bermotor, petani juga mampu menyekolahkan anak-anak mereka.
Pembina Poktan Mekar, Jamhur menambahkan, sebelumnya petani hanya mengandalkan buah pisang dan langsat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Lokasi untuk tanaman buah naga sekarang, dulunya hanya lahan tidur, tidak dimanfaatkan," ujar Jamhur.
Kemudian, ada bantuan dari pemerintah untuk mengelola lahan tidur di desa tersebut. Salah satu yang diusulkan, berupa tanaman buah naga.
"Sekarang, petani merasakan manfaatnya. Selain bisa menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi, taraf ekonomi petani juga meningkat," kata dia.
Ada dua jenis buah naga yang ditanam, yakni yang berwarna merah dan putih. Untuk yang buahnya berwarna merah, mereka mulai panen saat usia tanaman delapan bulan. Sedangkan yang putih, pada usia 14 bulan.
"Hasilnya alhamdulillah. Kalau dihitung keseluruhan, sudah miliaran rupiah yang dihasilkan dari kebun buah naga ini," kata dia.
Sekitar dua bulan lalu misalnya, mereka panen seberat 10 ton. Harga buah naga bervariasi, mulai Rp15 ribu sampai Rp30 ribu per kilogram untuk yang berwarna merah. Sementara untuk buah naga berwarna putih, lebih murah Rp5 ribu per kilogram.
Selain untuk menutupi biaya operasional, hasil panen dibagi ke anggota dan desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014