Jakarta (Antara Kalbar) - Film "The Act of Killing" atau "Jagal" yang bercerita tentang eksekusi anggota Partai Komunis Indonesia tahun 1965 masuk nominasi film dokumenter terbaik Oscar 2014, yang pemenangnya akan diumumkan di ajang Academy Awards ke-86 pada 2 Maret mendatang.
Film garapan sutradara Joshua Oppenheimer itu bersaing dengan "Cutie and the Boxer" garapan Zachary Heinzerling dan Lydia Dean Pilcher, "Dirty Wars" karya Richard Rowley dan Jeremy Scahill, "The Square" karya Jehane Noujaim dan Karim Amer dan "20 Feet from Stardom".
Bagi sutradara Joshua Oppenheimer, terpilihnya film itu sebagai salah satu nominasi Oscar lebih dari sekadar penghargaan kepada sineas.
Ia berharap film itu juga bisa membuat masyarakat semakin kritis menuntut keadilan dari para pemimpin yang melakukan kejahatan, baik itu genosida atau korupsi.
"Hanya beberapa bulan dari sekarang, rakyat Indonesia akan berangkat ke Tempat Pemungutan Suara untuk memilih presiden baru. Dengan salah satu calon kuat yang bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan, dan masih diteruskannya glorifikasi sejarah genosida untuk membangun iklim ketakutan, ada risiko nyata bahwa negeri ini akan mundur kembali ke kediktatoran militer," kata dia dalam siaran pers.
Pembuat film berharap nominasi ini akan menjadikan film "Jagal" dan persoalan impunitas diangkat di halaman depan surat kabar Indonesia.
"Dan orang-orang Indonesia segera membicarakan bagaimana impunitas yang berkaitan dengan pembunuhan massal telah menyebabkan kekosongan moral yang dipenuhi ketakutan, korupsi, dan premanisme."
Joshua menggarap film "The Act of Killing" bersama sutradara anonim yang menginginkan film itu bisa selalu menjadi pengingat bagi masyarakat untuk melawan lupa bahwa kebenaran belum diungkapkan dan keadilan belum ditegakkan.
(Ant News)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Film garapan sutradara Joshua Oppenheimer itu bersaing dengan "Cutie and the Boxer" garapan Zachary Heinzerling dan Lydia Dean Pilcher, "Dirty Wars" karya Richard Rowley dan Jeremy Scahill, "The Square" karya Jehane Noujaim dan Karim Amer dan "20 Feet from Stardom".
Bagi sutradara Joshua Oppenheimer, terpilihnya film itu sebagai salah satu nominasi Oscar lebih dari sekadar penghargaan kepada sineas.
Ia berharap film itu juga bisa membuat masyarakat semakin kritis menuntut keadilan dari para pemimpin yang melakukan kejahatan, baik itu genosida atau korupsi.
"Hanya beberapa bulan dari sekarang, rakyat Indonesia akan berangkat ke Tempat Pemungutan Suara untuk memilih presiden baru. Dengan salah satu calon kuat yang bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan, dan masih diteruskannya glorifikasi sejarah genosida untuk membangun iklim ketakutan, ada risiko nyata bahwa negeri ini akan mundur kembali ke kediktatoran militer," kata dia dalam siaran pers.
Pembuat film berharap nominasi ini akan menjadikan film "Jagal" dan persoalan impunitas diangkat di halaman depan surat kabar Indonesia.
"Dan orang-orang Indonesia segera membicarakan bagaimana impunitas yang berkaitan dengan pembunuhan massal telah menyebabkan kekosongan moral yang dipenuhi ketakutan, korupsi, dan premanisme."
Joshua menggarap film "The Act of Killing" bersama sutradara anonim yang menginginkan film itu bisa selalu menjadi pengingat bagi masyarakat untuk melawan lupa bahwa kebenaran belum diungkapkan dan keadilan belum ditegakkan.
(Ant News)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014