Belitang Hilir (Antara Kalbar) - Panen padi sawah di SP 1 Merbang Desa Merbang Raya, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau terbilang gagal, akibat penyakit hama walang sangit.

"Ada penyakit baru kita lihat di sini. Batang tanaman padi bewarna putih tampak sehat, tetapi isinya tidak ada. Pada leher padi ada lingkaran bewarna coklat kehitam-hitaman dan yang diserang itu biasa padi yang subur. Petani sini kalau kurang bantuan dari dinas, kebanyakan gunakan pupuk sawit dan bisa jadi itu masalahnya," ungkap Ketua Kelompok Tani Usaha Tani, Margasim, Kamis (30/1).

Dia mengatakan, sudah dua musim ini hasil panen kurang bagus. Selain walang sangit itu dia penyakit yang sedang melanda ulat yang biasa di pematang sawah sampai berjejer banyak sekali ulat bewarna hitam dan coklat kisaran batang rokok besarnya.

"Bersama PPL kita biasa minta pendapat untuk antisipasi penyakit itu. Apa kurang yang diberikan baik dari pemerintah maupun swadaya, tapi yang nama hama ya sulit dibendung," katanya.

"Hama sekarang bukan cuma menyerang padi sawah, info dari kawan-kawan ternyata hama juga menyerang padi ladang. Kalau tidak ada penyakit yang menyerang, di sini bisa mencapai seratusan lebih ton dengan jumlah sawah 200 hektare. Dua musim lalu itu bagus hasil panennya, dan tidak menutup kemungkinan dengan banyak sawit permintaan beras semakin meninggi," jelasnya.

Sementara itu kepala desa Merbang Heronimus mengatakan, bantuan dari pemerintah Kabupaten Sekadau untuk desa Merbang tidak sedikit, mulai dari mesin padi ada dua buah dengan kapasitas giling satu ton padi per satu jam. Kalau perhatian lainnya dari pemkab Sekadau juga ada mesin pengolah pupuk organik ada 4 unit dan yang mini juga ada beberapa.

"Hand tracktor sudah ada dan kurang lebih 20 unit. Penghasilan utama di sini padi sawah dan boleh dikatakan ini lumbung padi Kabupaten Sekadau dan ini sudah berjalan sejak transmigrasi masuk kemari tahun 1983. Di sini kendala sawah adalah sawah tadah hujan, sistem irigasi yang tidak ada jadi itu juga yang menjadi salah satu indikator kurangnya hasil panen padi. Tidak ada pengairan dan sulit buat menyemai bibit padi dan kalau mau menanam juga harus menunggu hujan lantaran musim sulit diprediksi sekarang," pungkasnya.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014