Sidoarjo (Antara Kalbar) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputeri melarang Walikota Surabaya Tri Rismaharini mundur dari jabatannya menyusul adanya isu mundurnya Risma.
"Media itu memang senang 'menggoreng'. Kalau tidak begitu, suasana tidak menghangat," katanya saat melakukan jumpa pers di ruang VIP Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu.
Ia mengemukakan, saat ini seluruh persoalan sudah diselesaikan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan berpesan kepada Tri Rismaharini untuk tetap memimpin kota Surabaya.
"Saat Mbak Risma bertamu di rumah, ada beberapa orang yang bertanya apa ibu menolak kedatangan Risma. Biarkan saja, orang ngomong seperti apa," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya yakin dan harus berpendirian yang benar serta biarkan saja orang ngomong seperti apa dan mengatakan apa saja.
"Saya juga berpesan kepada Mbak Risma untuk terus memimpin Kota Surabaya. Harus diteruskan dan pantang mundur karena sebagai pemimpin tentunya banyak sekali goyangan dan goncangan yang luar biasa," katanya.
Ia mengatakan, jika goncangan dan goyangan itu tetap dilakukan, maka yang kasihan bukan siapa-siapa tetapi masyarakat Surabaya sendiri.
Megawati menambahkan, seluruh kader PDIP harus bekerja yang solid dan paling utama adalah melaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya, terutama dalam memenangkan pemilihan legislatif yang harus dihadapi pada 9 April 2014.
"Biar masyarakat yang menilai apa yang sudah dilakukan dan masyarakat yang melihat seperti apa yang sudah dilakukan," katanya.
Selain berpesan kepada Tri Rismaharini, dirinya juga berpesan kepada Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri untuk senantiasa mendamping Walikota Surabaya selama menjalankan tugasnya.
"Saya berpesan supaya Wisnu untuk selalu mendampingi dan membantu segala tugas yang dilakukan oleh Mbak Risma dalam memajukan Kota Surabaya," katanya.
Ia mengatakan, jangan terpancing dengan isu-isu kecil yang ada dan biarkan masyarakat yang menilai apa yang sudah dilakukan.
"Biarkan masyarakat yang menilai apa yang sudah dilakukan dan biarkan masyarakat bisa melihat apa yang terjadi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Media itu memang senang 'menggoreng'. Kalau tidak begitu, suasana tidak menghangat," katanya saat melakukan jumpa pers di ruang VIP Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu.
Ia mengemukakan, saat ini seluruh persoalan sudah diselesaikan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan berpesan kepada Tri Rismaharini untuk tetap memimpin kota Surabaya.
"Saat Mbak Risma bertamu di rumah, ada beberapa orang yang bertanya apa ibu menolak kedatangan Risma. Biarkan saja, orang ngomong seperti apa," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya yakin dan harus berpendirian yang benar serta biarkan saja orang ngomong seperti apa dan mengatakan apa saja.
"Saya juga berpesan kepada Mbak Risma untuk terus memimpin Kota Surabaya. Harus diteruskan dan pantang mundur karena sebagai pemimpin tentunya banyak sekali goyangan dan goncangan yang luar biasa," katanya.
Ia mengatakan, jika goncangan dan goyangan itu tetap dilakukan, maka yang kasihan bukan siapa-siapa tetapi masyarakat Surabaya sendiri.
Megawati menambahkan, seluruh kader PDIP harus bekerja yang solid dan paling utama adalah melaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya, terutama dalam memenangkan pemilihan legislatif yang harus dihadapi pada 9 April 2014.
"Biar masyarakat yang menilai apa yang sudah dilakukan dan masyarakat yang melihat seperti apa yang sudah dilakukan," katanya.
Selain berpesan kepada Tri Rismaharini, dirinya juga berpesan kepada Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri untuk senantiasa mendamping Walikota Surabaya selama menjalankan tugasnya.
"Saya berpesan supaya Wisnu untuk selalu mendampingi dan membantu segala tugas yang dilakukan oleh Mbak Risma dalam memajukan Kota Surabaya," katanya.
Ia mengatakan, jangan terpancing dengan isu-isu kecil yang ada dan biarkan masyarakat yang menilai apa yang sudah dilakukan.
"Biarkan masyarakat yang menilai apa yang sudah dilakukan dan biarkan masyarakat bisa melihat apa yang terjadi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014