Sintang (Antara Kalbar) - PT Pertamina menyatakan tanker pembawa bahan bakar minyak hingga kini belum bisa memasuki Kota Sintang, Kalimantan Barat karena kondisi sungai setempat yang surut dengan kedalaman air hanya mencapai 1,4 meter.
    
Sales Representative Region 7 Pertamina Kalbar, Fakhri Rizal, saat dihubungi, Jumat mengatakan sampai saat ini tanker BBM belum bisa masuk ke Depot Pertamina Sintang. Sehingga distribusi BBM ke Sintang masih terhampat dan memerlukan waktu yang panjang, karena harus melalui jalur darat.
    
"Saya sudah cek kedalaman air sungai di Depot Pertamina Sintang baru mencapai 1,4 meter, sehingga tanker BBM belum bisa masuk," kata Fakhri Rizal.
    
Dia mengatakan untuk bisa masuk ke Depot Pertamina Sintang, kedalaman air sungai di Depot Pertamina Sintang minimal 1,8 meter. Pertamina tidak bisa memastikan kapan tanker BBM bisa masuk ke Depot Pertamina Sintang, karena sangat tergantung pada cuaca.
    
"Kalau curah hujan tinggi dan air sungai naik maka tanker BBM bisa masuk," kata dia lagi.
    
Namun demikian, pihaknya menjamin distribusi BBM ke Sintang tetap lancar. Penyaluran BBM dari Pontianak ke Sintang yang biasanya melewati jalur sungai dengan menggunakan tanker.
    
Pada musim kondisi curah hujan rendah saat ini, tanker BBM tidak bisa sampai ke Sintang. Sehingga harus berhenti di Sanggau dan mendistribusikan BBM ke Sintang melalui jalur darat.
    
"Akibatnya butuh waktu lebih panjang BBM bisa sampai ke Sintang mengingat jalan dari Sanggau ke Sintang mengalami kerusakan yang cukup parah," ujarnya.
    
Dia meminta masyarakat untuk tidak panik dengan kondisi seperti itu, sebab kuota BBM untuk wilayah itu masih cukup. Selain kendala tongkang tidak bisa sampai Sintang, ada armada Pertamina yang mengangkut BBM sebanyak 16 ton tidak bisa masuk ke Sanggau, sehingga sebagian kuota BBM untuk Sintang harus diambil di Pontianak.
    
Jadi sebagian kuota BBM untuk Sintang diambil dari Sanggau dan sebagian lagi dari Pontianak. Semua distribusinya dilakukan melalui jalur darat sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama," ungkapnya.
    
Sementara untuk harga BBM di tingkat pengecer yang melambung tinggi, Fakhri menyampaikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemkab Sintang.
    
Dia meminta Pemkab Sintang agar menertibkan harga BBM yang dijual para pengecer. Walau tidak ada aturan yang membolehkan pemerintah daerah menetapkan harga eceran tertinggi BBM di tingkat pengecer, namun paling tidak Pemkab Sintang bisa menertibkan harga BBM di tingkat pengecer agar ada stabilitas harga.
    
Dia menyarankan Pemkab Sintang mencontoh Pemkab Ketapang yang satu bulan lalu juga mengalami permasalahan distribusi BBM akibat cuaca. Di Ketapang harga premium di pengecer sempat mencapai Rp20.000 pe rliter. Tetapi Pemkab Ketapang langsung mengerahkan Satpol PP untuk menertibkan harga BBM di tingkat pengecer sehingga harganya menjadi stabil sekitar Rp7.000 per liter.

(TNA/N005)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014