Sintang (Antara Kalbar) - Semakin menjamurnya cafe prostitusi terselubung menambah daftar panjang pengidap AIDS di Sintang. Jumlah penderita HIV/AIDS di daerah ini terus bertambah. Hingga akhir Februari 2014, jumlah penderita HIV/AIDS di Sintang sebanyak 163 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Marcus Gatot Budi mengungkapkan begitu maraknya prostitusi terselubung yang nemplok di cafe-cafe, salon dan hotel menjadi penyebab bertambahnya kasus HIV/AIDS di Sintang.

Maraknya kegiatan prostitusi di cafe-cafe menyebabkan pelanggan Pekerja Seks Komersil (PSK) di Sintang dalam sehari mencapai tidak kurang dari 1.000 orang.

Jumlah ini belum termasuk pelanggan yang melakukan transaksi seks dengan para pelajar “bisa pakai” (Bispak). Pasalnya transaksi seks para pelajar Bispak ini sulit terdeteksi karena jumlah pelajar Bispak di Sintang juga belum diketahui dengan pasti.

Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Sintang, Ika Riska, jumlah PSK di Sintang yang terdata mencapai 245 orang. Rata-rata tiap PSK dalam sehari melayani 3-5 orang pelanggan.

Jadi jika dikalkulasikan, lanjutnya, jumlah pelanggan PSK dalam seharinya antara 700-1000 orang. Jumlah ini belum termasuk orang-orang yang melakukan transaksi dengan para pelajar Bispak. “Transaksi seks yang dilakukan para pelajar Bispak ini sulit terdeteksi. Karena aktivitas mereka sangat tertutup rapat,” ungkapnya.

Dia mensinyalir sudah ada pelajar di Kota Sintang yang terjebak dalam transaksi seks. Hanya saja aktivitas para pelajar ini biasanya melalui via telepon dan dilakukan di hotel sehingga sulit terdata.

Ika mengungkapkan di Kota Sintang dan sekitarnya, ada empat lokasi titik hotspot yang menjadi tempat dilakukan transaksi seks. Dari empat lokasi ini, ada 87 titik hotspot yang menjadi tempat transaksi seks para PSK.

“Semuanya telah terdata di kami. Setiap tiga bulan sekali kami melakukan pemantauan ke PSK untuk meminimalisir penularan penyakit HIV/AIDS,” ungkapnya.

Untuk pemantauan para PSK ini, lanjutnya, cukup mudah dilakukan karena tempat transaksi seks yang dilakukan para PSK ini sudah jelas. “Tapi untuk pelajar Bispak, kami sangat kesulitan mendeteksinya. Karena mereka sangat tertutup sekali,” ujarnya.

Namun, katanya, KPAD Sintang akan terus berusaha mendeteksi keberadaan pelajar Bispak ini.

Pewarta: Faiz

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014