Sentani (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, terus memperkuat langkah-langkah edukasi guna mendorong kesadaran masyarakat luas tentang bahaya penyakit menular HIV dan AIDS.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Jayapura Lilian Suebu di Sentani, Selasa, mengatakan pihaknya mempunyai inovasi program kesehatan guna melakukan percepatan eliminasi dan deteksi dini penyakit menular tertentu.
"Kami dari Tim AIDS, Tuberculosis dan Malaria (ATM) Center melakukan langkah edukasi dengan menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemuda dan berbagai komunitas untuk mensosialisasikan bahaya HIV dan AIDS," katanya.
Menurut Lilian, sosialisasi dan edukasi bahaya HIV dan AIDS menjadi bentuk kepedulian terhadap kondisi daerah dan generasi juga masyarakatnya.
"Hingga September 2025 tercatat 5.985 kasus HIV dan AIDS, dengan Sentani sebagai wilayah kasus tertinggi," ujarnya.
Dia menjelaskan kasus baru 2025 mencapai 470 atau menurun dari tahun sebelumnya 2024 sebanyak 632 kasus, penurunan ini dinilai positif tetapi tantangan besar masih ada, terutama stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV AIDS (ODHA).
"Kami berkomitmen melanjutkan program advokasi dan sosialisasi ke kampung-kampung melalui pemutaran film edukasi, promosi kesehatan, dan layanan tes HIV," katanya lagi.
Dia menambahkan masyarakat diharapkan semakin berani melakukan pemeriksaan HIV sebagaimana mereka antusias memeriksa gula darah atau kolesterol.
"Kasus terbesar ditemukan pada usia produktif 20-30 tahun, sehingga berbagai organisasi pemuda, seperti KNPI dan PMI, kami libatkan untuk memperluas kampanye di komunitas masing-masing," ucap Lilian Suebu.
