Jakarta (Antara Kalbar) - Ketua Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) DKI Jakarta Ari Fahrial Syam mengimbau masyarakat untuk mewaspadai "wabah" penyakit jiwa usai Pemilu.
"Pada Pemilu 2014, ada setidaknya 200.000 ribu caleg yang memperebutkan 19.699 kursi. Artinya kegagalan menjadi anggota legislatif mencapai 90 persen," ujar Ari di Jakarta, Senin.
Para caleg harus bekerja keras dan mengeluarkan modal yang cukup besar untuk bertarung dalam Pemilu.
"Apalagi jika pemilihnya paham yang dipilih calon bukan partai. Jelas kondisi ini membuat para caleg akan mengalami stres luar biasa untuk meraih harapan kursi tersebut," katanya.
Para caleg pun melakukan berbagai cara untuk mengumpulkan modal mulai dari meminjam, menjual harta benda hingga menggadaikannya.
Berbagai rumah sakit jiwa provinsi memang juga sudah memprediksi akan banyak orang terganggu jiwanya korban Pemilu, setelah tanggal 7 April nanti.
"Tentu kita harus belajar dari pengalaman pemilu 2009. Terjadi peningkatan orang dengan sakit jiwa akibat Pemilu 2009, gangguan jiwa yang terjadi mulai dari depresi, psikosis bahkan bunuh diri."
Kecewa dan stres merupakan faktor utama yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan kejiwaan yang pada akhirnya dapat mengganggu fisik seseorang.
Gangguan jiwa yang terjadi bisa ringan sampai berat. Mulai dari sakit kepala, susah tidur atau nafsu makan menurun, gangguan jiwa bisa berupa depresi sampai yang berat seperti psikosis akut.
Berbagai gangguan sistem organ bisa terjadi akibat adanya faktor stres tersebut.
Gangguan fisik yang disebabkan oleh faktor psikis itu disebut sebagai gangguan psikosomatik. Gangguan kesehatan itu sering dialami karena seseorang stres.
"Stres sendiri akan memperburuk penyakit-penyakit kronik yang sudah ada sebelumnya," jelas dia.
Berbagai penyakit kronis yang dapat diperberat oleh adanya faktor stres antara lain penyakit kencing manis, sakit jantung, stroke, hipertensi, penyakit rematik baik sendi maupun non sendi, gangguan seksual, gangguan buang air kecil, obesitas, kehilangan daya ingat, infertilitas, masalah tiroid (gondok), penyakit autoimun, asma bronkiale serta sindrom usus iritabel (irritable bowel syndrome/IBS).
Untuk mengatasi agar para caleg jauh dari gangguan jiwa, Ari meminta agar para caleg siap kalah dan siap menang. Juga mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
(I025/Z003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Pada Pemilu 2014, ada setidaknya 200.000 ribu caleg yang memperebutkan 19.699 kursi. Artinya kegagalan menjadi anggota legislatif mencapai 90 persen," ujar Ari di Jakarta, Senin.
Para caleg harus bekerja keras dan mengeluarkan modal yang cukup besar untuk bertarung dalam Pemilu.
"Apalagi jika pemilihnya paham yang dipilih calon bukan partai. Jelas kondisi ini membuat para caleg akan mengalami stres luar biasa untuk meraih harapan kursi tersebut," katanya.
Para caleg pun melakukan berbagai cara untuk mengumpulkan modal mulai dari meminjam, menjual harta benda hingga menggadaikannya.
Berbagai rumah sakit jiwa provinsi memang juga sudah memprediksi akan banyak orang terganggu jiwanya korban Pemilu, setelah tanggal 7 April nanti.
"Tentu kita harus belajar dari pengalaman pemilu 2009. Terjadi peningkatan orang dengan sakit jiwa akibat Pemilu 2009, gangguan jiwa yang terjadi mulai dari depresi, psikosis bahkan bunuh diri."
Kecewa dan stres merupakan faktor utama yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan kejiwaan yang pada akhirnya dapat mengganggu fisik seseorang.
Gangguan jiwa yang terjadi bisa ringan sampai berat. Mulai dari sakit kepala, susah tidur atau nafsu makan menurun, gangguan jiwa bisa berupa depresi sampai yang berat seperti psikosis akut.
Berbagai gangguan sistem organ bisa terjadi akibat adanya faktor stres tersebut.
Gangguan fisik yang disebabkan oleh faktor psikis itu disebut sebagai gangguan psikosomatik. Gangguan kesehatan itu sering dialami karena seseorang stres.
"Stres sendiri akan memperburuk penyakit-penyakit kronik yang sudah ada sebelumnya," jelas dia.
Berbagai penyakit kronis yang dapat diperberat oleh adanya faktor stres antara lain penyakit kencing manis, sakit jantung, stroke, hipertensi, penyakit rematik baik sendi maupun non sendi, gangguan seksual, gangguan buang air kecil, obesitas, kehilangan daya ingat, infertilitas, masalah tiroid (gondok), penyakit autoimun, asma bronkiale serta sindrom usus iritabel (irritable bowel syndrome/IBS).
Untuk mengatasi agar para caleg jauh dari gangguan jiwa, Ari meminta agar para caleg siap kalah dan siap menang. Juga mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
(I025/Z003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014