Kairo (Antara Kalbar) - Konferensi Majelis Tinggi Islam Internasional ke-23 yang tengah digelar di Kairo, Mesir, menyoroti masalah terorisme dan fenomena fatwa kalangan ulama yang dinilai mendorong aksi kekerasan dalam persaingan politik untuk mencapai kekuasaan.

Banyak kalangan delegasi, terutama dari negara-negara Timur Tengah termasuk Mesir, tampil dalam konferensi itu dengan mengecam keras terorisme yang kini dijadikan sebagai "musuh bersama".

Amani mengakui adanya kelompok "takfiri" atau sempalan radikal di Indonesia, yang kerap melakukan aksi kekerasan dengan mengatasnamakan Islam.

"Memang di Indonesia ada juga kelompok takfiri, namun mereka itu hanya segolongan kecil yang tidak mencerminkan penduduk Indonesia," ujarnya di depan konferensi yang dihadiri 41 negara itu.

Namun, Indonesia tampil dalam konferensi tersebut dengan menawarkan solusi untuk membendung terorisme lewat pendekatan kultural dan kesejahteraan.

"Dalam upaya membendung terorisme, Indonesia menghadapinya tidak dengan kekerasan, tapi lewat berbagai pendekatan, khususnya pendekatan kultural dan kesejahteraan," kata Dr Amani Burhanuddin Lubis, ketua delegasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam perbincangan dengan ANTARA di sela konferensi dua hari, berakhir Rabu.

Dalam konferensi tersebut, perempuan lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, yang kini menjadi dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, itu menyampaikan makalah bertema, "Moderasi Islam: Pengalaman Indonesia".

Menurut putri Prof Dr Nabila Lubis tersebut, menghadapi terorisme dengan kekerasan akan menimbulkan aksi kekerasan yang lebih parah.    

Amani menggarisbawahi bahwa sikap moderat umat Muslim di Indonesia itu sudah mengakar di masyarakat sejak awal masuknya Islam di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia tersebut.

"Moderasi Islam di Indonesia itu diwarisi dari nenek moyang kami, yakni para tokoh yang mempelopori penyebaran agama Islam di Negeri Nusantara, dan sikap moderat itu dipertahankan hingga kini," tuturnya.

Pewarta: Munawar Saman Makyanie

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014