Pontianak (Antara Kalbar) - Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Semboja di Kota Sanggau, Kalimantan Barat, sejak dua pekan terakhir mulai menggunakan 'fuel palm oil' (bahan bakar minyak sawit) sebagai bahan campuran bahan bakar di mesin pembangkit.

Manajer PLTD Semboja PLN Area Sanggau, Gusti Edi Syafrudin saat dihubungi dari Pontianak, Senin menuturkan, penggunaan bahan bakar nabati itu memberi sejumlah keuntungan.

"Diantaranya, emisi yang dihasilkan relatif lebih bersih karena mesin tidak membakar bahan bakar fosil secara penuh," ujar dia.

Kemudian, fuel palm oil dapat menjadi alternatif kalau bahan bakar fosil harganya terus meningkat dan stoknya menipis.

Menurut dia, penggunaan bahan bakar nabati juga tidak mengganggu kinerja mesin yang dimiliki PLN.

"Kami sudah uji coba dengan campuran 80 persen bahan bakar fosil, sisanya nabati. Kemudian porsinya kami naikkan, high speed diesel 40 persen, sisanya fuel palm oil, hasilnya tidak ada masalah terhadap kinerja mesin pembangkit," ujar dia.

Namun, untuk saat ini, pihaknya masih menggunakan ke mesin pembangkit dengan putaran mesin menengah. "Kalau mesin pembangkit dengan putaran mesin tinggi, belum kami lakukan," kata dia.

Kapasitas mesin pembangkit yang dimiliki PLN di PLTD Semboja sebesar 5,3 MW.

Beban puncak di sistem mencapai 18,74 MW. Selain mesin PLTD milik PLN, listrik juga disuplai dari mesin rental dan PLTU Sungai Batu yang telah beroperasi.

Proses penggunaan kedua bahan bakar itu terbilang mudah. "HSD dan fuel palm oil kita campur, di `mixing`, lalu dialirkan ke tangki harian mesin pembangkit. Jadi tidak perlu alat tambahan lainnya," kata Gusti Edi.

Dalam satu hari, fuel palm oil yang digunakan sekitar 500 liter.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014