Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak berencana akan memperluas kawasan pelabuhan tradisional Senghie guna meningkatkan kapasitas dan daya tampung kapal-kapal yang akan melakukan bongkar muat di pelabuhan itu.
"Saat ini kapasitas atau daya tampung Pelabuhan Senghie sudah tidak memadai dengan banyaknya kapal yang melakukan bongkar muat di pelabuhan itu," kata Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Kamis.
Ia menjelaskan pelabuhan Senghie yang terletak di kawasan Jalan Sultan Muhammad Kecamatan Pontianak Selatan sudah puluhan tahun menjadi salah satu dermaga tradisional tersibuk yang ada di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
"Pelabuhan tertua itu menjadi tempat bongkar muat sejumlah armada kapal angkut yang membawa pasokan kebutuhan pokok bagi warga perhuluan Kalbar," ungkap Edi.
Edi menambahkan saat ini Pelabuhan Senghie baru memiliki luas sekitar 6.500 meter persegi atau tidak sebanding volume kapal dan kendaraan roda empat yang melakukan aktivitas bongkar muat di pelabuhan itu.
"Dari data yang kami peroleh dalam sehari paling tidak lima hingga belasan kapal motor berbagai ukuran yang melakukan aktivitas bongkar dan muat barang di Pelabuhan Senghie Pontianak," ujarnya.
Wakil Wali Kota Pontianak menambahkan, pihaknya terkait rencana pengembangan Pelabuhan Senghie masih belum melakukan kajian sehingga biayanya belum diketahui.
"Untuk biaya pembangunannya bisa dari APBD Kota Pontianak dan bantuan dari pemerintah pusat," katanya.
Selain itu, menurut Edi, Pemkot Pontianak juga akan mengembangkan lima dermaga rakyat agar bisa digunakan untuk aktivitas bongkar muat barang dalam jumlah yang lebih besar dari sekarang, seperti dermaga di kawasan Masjid Jami di Kecamatan Pontianak Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Saat ini kapasitas atau daya tampung Pelabuhan Senghie sudah tidak memadai dengan banyaknya kapal yang melakukan bongkar muat di pelabuhan itu," kata Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Kamis.
Ia menjelaskan pelabuhan Senghie yang terletak di kawasan Jalan Sultan Muhammad Kecamatan Pontianak Selatan sudah puluhan tahun menjadi salah satu dermaga tradisional tersibuk yang ada di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
"Pelabuhan tertua itu menjadi tempat bongkar muat sejumlah armada kapal angkut yang membawa pasokan kebutuhan pokok bagi warga perhuluan Kalbar," ungkap Edi.
Edi menambahkan saat ini Pelabuhan Senghie baru memiliki luas sekitar 6.500 meter persegi atau tidak sebanding volume kapal dan kendaraan roda empat yang melakukan aktivitas bongkar muat di pelabuhan itu.
"Dari data yang kami peroleh dalam sehari paling tidak lima hingga belasan kapal motor berbagai ukuran yang melakukan aktivitas bongkar dan muat barang di Pelabuhan Senghie Pontianak," ujarnya.
Wakil Wali Kota Pontianak menambahkan, pihaknya terkait rencana pengembangan Pelabuhan Senghie masih belum melakukan kajian sehingga biayanya belum diketahui.
"Untuk biaya pembangunannya bisa dari APBD Kota Pontianak dan bantuan dari pemerintah pusat," katanya.
Selain itu, menurut Edi, Pemkot Pontianak juga akan mengembangkan lima dermaga rakyat agar bisa digunakan untuk aktivitas bongkar muat barang dalam jumlah yang lebih besar dari sekarang, seperti dermaga di kawasan Masjid Jami di Kecamatan Pontianak Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014