Sintang (Antara Kalbar) - Pemilu legislatif 2014 terindikasi kental dengan politik uang, namun untuk membuktikan adanya praktik politik uang ini cukup sulit, kata anggota DPRD Kabupaten Sintang, Wiwin Erlias.

Ia menegaskan hasil pemilu legislatif 2014 yang sebentar lagi akan ditetapkan oleh KPU merupakan pilihan mayoritas masyarakat. “Di luar pilihan masyarakat itu dipengaruhi politik uang atau tidak tapi inilah hasil pemilu legislatif 2014,” tegasnya.

Wiwin mengatakan dirinya mendengar praktik politik uang ini bukan hanya terjadi di desa-desa. Tapi di Dapil Sintang Kota juga sering terdengar adanya  caleg-caleg tertentu yang menawarkan kepada mereka untuk membeli suara mereka.

Mungkin ini memang sudah menjadi keputusan masyarakat sebagai pemilih yang menerima praktik jual beli suara. “Harapan saya semoga caleg yang terpilih ini benar-benar bisa mengemban tugas sebagai wakil rakyat,” harapnya.

Meski disinyalir banyak praktik politik uang, Wiwin menegaskan partainya tidak akan melakukan gugatan pemilu karena pihaknya tidak mempunyai cukup bukti terutama saksi. “Kami hanya mendengar masyarakat menyampaikan begini begitu tapi sayangnya masyarakat tidak mau memberikan kesaksian. Mungkin sudah zamannya masyarakat menerima politik uang,” tuturnya.

Dia mengakui menjelang pemilihan, dirinya mendapatkan tawaran-tawaran dari pemilik suara atau koordinator pemilik suara yang menawarkan suara untuk dibeli.

“Tapi saya berkomitmen bahwa sudahlah saya ingin memberikan pembelajaran politik yang baik pada masyarakat dengan tidak membeli suara masyarakat. Kalau masyarakat tertarik dengan program yang saya bawa silahkan pilih. Alhamdulillah suara PKS di Kecamatan Sintang bisa mencapai 2.455 suara meski tanpa poltik uang. Namun dengan suara seperti ini, kami tidak bisa mendapatkan kursi,” ujarnya.

Pewarta: Faiz

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014