Jakarta (Antara Kalbar) - Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi atau Kak Seto mengatakan sejumlah kasus pedofilia dapat menular kepada korban tetapi rentetan rantai pedofilia itu bisa diputus melalui terapi yang tepat.
"Potensi pedofilia muncul pada korban itu bisa terjadi selama korban tidak mendapatkan penanganan yang tepat," kata Kak Seto saat mengunjungi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Menteng, Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, psikolog itu mengatakan penting bagi pihak keluarga untuk memperhatikan secara seksama nasib korban pedofilia secepatnya.
Kak Seto mengungkapkan kekhawatiran berlanjutnya kasus pedofilia pada AK yang belakangan diketahui menjadi korban kekerasan seksual oleh petugas kebersihan di sekolahnya, Jakarta International School.
"Tapi tetap yang paling utama adalah kehadiran keluarga terutama ibu dan ayahnya," katanya.
"Jangan sampai kasus seperti Robot Gedek (Siswanto) terulang. Mereka harus mendapatkan 'treatment' psikologis atau terapi profesional, sebagaimana para korban robot gedek," kata dia.
Sebelumnya, Robot Gedek menjadi korban pedofilia dari para preman saat dirinya masih anak-anak, hingga saat dia dewasa mengulang perbuatan itu kepada anak-anak.
Komnas PA sendiri pernah mengungkapkan bahwa 60 persen kasus kejahatan terhadap bocah di bawah umur yang ditanganinya menyangkut masalah pedofilia. Sebagian besar dari korbannya merupakan para pekerja anak.
(A061/I. Sulistyo)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Potensi pedofilia muncul pada korban itu bisa terjadi selama korban tidak mendapatkan penanganan yang tepat," kata Kak Seto saat mengunjungi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Menteng, Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, psikolog itu mengatakan penting bagi pihak keluarga untuk memperhatikan secara seksama nasib korban pedofilia secepatnya.
Kak Seto mengungkapkan kekhawatiran berlanjutnya kasus pedofilia pada AK yang belakangan diketahui menjadi korban kekerasan seksual oleh petugas kebersihan di sekolahnya, Jakarta International School.
"Tapi tetap yang paling utama adalah kehadiran keluarga terutama ibu dan ayahnya," katanya.
"Jangan sampai kasus seperti Robot Gedek (Siswanto) terulang. Mereka harus mendapatkan 'treatment' psikologis atau terapi profesional, sebagaimana para korban robot gedek," kata dia.
Sebelumnya, Robot Gedek menjadi korban pedofilia dari para preman saat dirinya masih anak-anak, hingga saat dia dewasa mengulang perbuatan itu kepada anak-anak.
Komnas PA sendiri pernah mengungkapkan bahwa 60 persen kasus kejahatan terhadap bocah di bawah umur yang ditanganinya menyangkut masalah pedofilia. Sebagian besar dari korbannya merupakan para pekerja anak.
(A061/I. Sulistyo)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014