Pontianak (Antara Kalbar) - Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat menyiapkan anggaran untuk insentif sebesar Rp800 ribu bagi setiap peserta medis operasi pria (MOP) atau vasektomi guna mendorong penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang tersebut.

Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Mustar saat dihubungi di Pontianak, Minggu, metode kontrasepsi jangka panjang merupakan salah satu cara efektif untuk menekan angka kelahiran.

BKKBN Provinsi Kalbar menargetkan setidaknya ratusan akseptor yang menggunakan MOP dapat tercapai pada tahun ini.

Dana tersebut nantinya digunakan untuk biaya medis, transportasi, bantuan operasional akseptor, persiapan akseptor dan pergerakan.

Salah satu cara untuk mencapai akseptor yang menggunakan MKJP dengan memanfaatkan momentum kegiatan seperti TMMD bersama TNI.

Pada TMMD bersama Kodam XII Tanjungpura tahun ini, untuk MKJP ditargetkan peserta yang menggunakan IUD sebanyak 425 orang, MOW 68 orang, MOP 19 orang dan implant 799 orang.

Ia mengakui, di Kalbar meski pengguna KB sudah cukup tinggi, namun tetap perlu didorong untuk MKJP. "Angkanya baru sekitar 15 persen saja," kata dia.

Selain itu, ia menambahkan, angka pasangan usia subur yang ingin ber-KB tetapi belum mendapat pelayanan juga masih tinggi.

"Di Kabupaten Kubu Raya, angkanya sekitar 29,33 persen," ujar Mustar.

Sasaran yang perlu diperkuat dalam program KB dan kependudukan di Kalbar untuk wilayah yang pengguna alat kontrasepsi masih rendah, masih didominasi non MKJP, daerah kumuh, miskin, tertinggal, terpencil dan perbatasan.

"Strategi yang dilakukan, dengan intensifikasi edukasi dan komunikasi sosial tentang KB," kata dia.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014