Jakarta (Antara Kalbar) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta pemerintah agar bijak dalam menangani wabah virus Mers-Cov sehingga tidak meresahkan masyarakat.
"Jangan sampai penanganan Mers-Cov justru membuat masyarakat resah," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Selasa.
PBNU meminta pihak-pihak terkait di pemerintahan, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama, untuk bekerja sama dengan baik dalam penanganan virus Mers-Cov.
Sementara itu Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Syahrizal Syarif mengapresiasi imbauan agar jamaah umrah untuk sementara waktu tidak berangkat.
"Kalau sekadar imbauan tidak apa-apa, asal jangan sampai keluar larangan. Kalau sudah melarang itu tidak benar, karena ini menyangkut ibadah warga masyarakat ke Tanah Suci," ujar Syahrizal.
Pemegang gelar doktor di bidang epidemologi yang kesehariannya menjadi pengajar di Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia itu menjelaskan, virus Mers-Cov tidak mudah menular antarmanusia dengan persinggungan yang minim.
"Virus ini tidak mudah menular jika hanya bersimpangan. Mers-Cov berpeluang besar menular pada kontak yang intens, seperti keluarga dari pengidap yang tinggal serumah, atau tenaga medis yang merawat pengidap," jelas Syahrizal.
Menurut Syahrizal, untuk mengantisipasi paparan virus Mers-Cov hal utama yang harus diperhatikan adalah kebersihan diri.
"Gunakan masker, selalu menjaga kebersihan, minimal cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta waspada. Artinya, jika memang merasa demam segera periksakan diri ke paramedis," katanya.
(S024/I. Sulistyo)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Jangan sampai penanganan Mers-Cov justru membuat masyarakat resah," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Selasa.
PBNU meminta pihak-pihak terkait di pemerintahan, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama, untuk bekerja sama dengan baik dalam penanganan virus Mers-Cov.
Sementara itu Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Syahrizal Syarif mengapresiasi imbauan agar jamaah umrah untuk sementara waktu tidak berangkat.
"Kalau sekadar imbauan tidak apa-apa, asal jangan sampai keluar larangan. Kalau sudah melarang itu tidak benar, karena ini menyangkut ibadah warga masyarakat ke Tanah Suci," ujar Syahrizal.
Pemegang gelar doktor di bidang epidemologi yang kesehariannya menjadi pengajar di Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia itu menjelaskan, virus Mers-Cov tidak mudah menular antarmanusia dengan persinggungan yang minim.
"Virus ini tidak mudah menular jika hanya bersimpangan. Mers-Cov berpeluang besar menular pada kontak yang intens, seperti keluarga dari pengidap yang tinggal serumah, atau tenaga medis yang merawat pengidap," jelas Syahrizal.
Menurut Syahrizal, untuk mengantisipasi paparan virus Mers-Cov hal utama yang harus diperhatikan adalah kebersihan diri.
"Gunakan masker, selalu menjaga kebersihan, minimal cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta waspada. Artinya, jika memang merasa demam segera periksakan diri ke paramedis," katanya.
(S024/I. Sulistyo)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014