Jakarta (Antara Kalbar) - Anggota Dewan Pengarah Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hendropriyono, mengatakan relawan Jokowi-JK dan masyarakat harus mewaspadai terjadinya kecurangan yang melibatkan aparat negara, seperti Bintara Pembina Desa (Babinsa) pada pertarungan di pilpres 2014.
"Oleh karena itu, rakyat harus bersatu dan berani melawan segala potensi kecurangan di pilpres yang digerakkan oleh elite kekuasaan. Kita harus menyadari, 'perang' jaman ini 'perang' asimetrik, yang tak seimbang. Tapi yang kecil bisa menang, yang tidak punya duit bisa menang. Karena modal kita adalah semangat," kata Hendropriyono dalam acara konsolidasi organisasi relawan Kawan Jokowi, di Jakarta, Sabtu.
Dari gejala dan prediksi yang ada, kecurangan itu bisa terlihat dan semakin menguat, seperti dugaan pengerahan Babinsa yang mendatangi kampung-kampung, mendata sesuatu yang sebenarnya bukan urusan mereka. Masyarakat harus aktif menyelidiki, mengawasi, serta mencegahnya.
Mantan Kepala BIN ini menegaskan, soal Babinsa ini perlu diselidiki, apakah Babinsa ini bergerak secara struktural atau di luar struktural. Pasalnya, bila ini terstruktural sangat berbahaya. Namun, bila di luar struktural maka para Babinsa ini melanggar sapta marga, ancamannya bisa dipecat.
"Untuk itu, perlu diselidiki siapa namanya, dimana bergeraknya, apa yang dilakukan, dan bagaimana pergerakannya," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat tak boleh puas dengan pernyataan-pernyataan yang berusaha meredam situasi, yang dia sebut sebagai 'kata-kata penghiburan', seperti pernyataan dari Presiden SBY, Panglima TNI, maupun KSAD, yang hanya menyampaikan norma-norma biasa semacam bahwa TNI akan netral.
"Itu hanya menghibur kita, tapi tak memecahkan masalah. Kalau mau memecahkan masalah, tunjukkan siapa yang berbuat itu, dimana, bagaimana, dan mengapa," tegas Hendropriyono.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK, Tjahjo Kumolo, menambahkan kasus Babinsa harus menjadi momentum bahwa masyarakat tak lagi bisa berdiam diri melihat potensi curangnya elit kekuasan.
"Kita harus bisa mengorganisir diri, menggerakkan masyarakat, lingkungan, teman-teman di komunitas kita masing-masing. Semua harus bergerak," tegas Tjahjo.
Tjahjo menambahkan, musuh saat ini adalah kecurangan dan elit kekuasaan yang mengontrolnya. Apabila ada oknum masyarakat yang mengaku-aku tentara atau polisi, diharapkan masyarakat proaktif mempertanyakan identitas sebenarnya.
"Kalau tak mau menyerahkan identitas, teriak maling atau rampok. Karena mereka memang maling dan rampok demokrasi. Kita harus berani berbuat begitu," kata Tjahjo.
Ia juga menyerukan kepada seluruh aparat negara terkait seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk berbuat netral. Teknologi informasi yang digunakan saat proses perhitungan suara pilpres juga harus transparan.
Ia melanjutkan bahwa Jokowi adalah calon pemimpin yang memang diinginkan mayoritas rakyat Indonesia. Indikasi terhadap hal itu sudah banyak, dengan yang terbaru adalah dibukanya rekening gotong royong Jokowi-JK, dalam waktu seminggu lebih sudah menghasilkan puluhan miliar rupiah. Banyaknya kesukarelaan membantu Jokowi-JK adalah bukti keinginan masyarakat yang ingin menjadikan Jokowi sebagai presiden.
"Makanya Jokowi tak kita poles-poles, tapi tetap apa adanya. Dia tak bisa pidato berbusa-busa, tak bisa naik kuda. Tapi dia bisa dan hanya ingin bekerja serta melayani, berjabat tangan, dan mendengarkan aspirasi seluruh masyarakat," kata Tjahjo.
Dalam kesempatan itu, Tim pemenangan JKWJK dari Koalisi Anak Muda dan Relawan Joko Widodo (Kawan Jokowi) menyatakan, siap meraup suara anak-anak muda dan pemula, untuk memenangkan pertarungan Pilpres 2014, kata Ketua Umum Kawan Jokowi, Diaz Hendropriyono.
"Kita sudah ada di 25 provinsi. Ada dua kegiatan online dan darat. Kalau online bukan perang tweet dan facebook. Tapi lebih kepada sosialisasi Jokowi lewat Youtube. Nanti lewat Youtube akan ada interaksi dengan Jokowi," kata Diaz.
Selain itu, kata putra Hendropriyono itu, meski struktur kepengurusan Kawan Jokowi tidak signifikan, namun pihaknya telah meraup 17 ribu relawan yang mendaftarkan diri melalui sistem onlinenya. Bahkan, kata Diaz, dirinya memastikan keberadaan dari Kawan Jokowi ini mampu merekrut suara secara signifikan.
"Hal itu telah dibuktikan saat 'car Free day' yang telah digerakkan. Saya kaget antusias begitu besar," tuturnya seraya berharap anak-anak muda tidak golput dalam pilpres 2014.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Oleh karena itu, rakyat harus bersatu dan berani melawan segala potensi kecurangan di pilpres yang digerakkan oleh elite kekuasaan. Kita harus menyadari, 'perang' jaman ini 'perang' asimetrik, yang tak seimbang. Tapi yang kecil bisa menang, yang tidak punya duit bisa menang. Karena modal kita adalah semangat," kata Hendropriyono dalam acara konsolidasi organisasi relawan Kawan Jokowi, di Jakarta, Sabtu.
Dari gejala dan prediksi yang ada, kecurangan itu bisa terlihat dan semakin menguat, seperti dugaan pengerahan Babinsa yang mendatangi kampung-kampung, mendata sesuatu yang sebenarnya bukan urusan mereka. Masyarakat harus aktif menyelidiki, mengawasi, serta mencegahnya.
Mantan Kepala BIN ini menegaskan, soal Babinsa ini perlu diselidiki, apakah Babinsa ini bergerak secara struktural atau di luar struktural. Pasalnya, bila ini terstruktural sangat berbahaya. Namun, bila di luar struktural maka para Babinsa ini melanggar sapta marga, ancamannya bisa dipecat.
"Untuk itu, perlu diselidiki siapa namanya, dimana bergeraknya, apa yang dilakukan, dan bagaimana pergerakannya," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat tak boleh puas dengan pernyataan-pernyataan yang berusaha meredam situasi, yang dia sebut sebagai 'kata-kata penghiburan', seperti pernyataan dari Presiden SBY, Panglima TNI, maupun KSAD, yang hanya menyampaikan norma-norma biasa semacam bahwa TNI akan netral.
"Itu hanya menghibur kita, tapi tak memecahkan masalah. Kalau mau memecahkan masalah, tunjukkan siapa yang berbuat itu, dimana, bagaimana, dan mengapa," tegas Hendropriyono.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK, Tjahjo Kumolo, menambahkan kasus Babinsa harus menjadi momentum bahwa masyarakat tak lagi bisa berdiam diri melihat potensi curangnya elit kekuasan.
"Kita harus bisa mengorganisir diri, menggerakkan masyarakat, lingkungan, teman-teman di komunitas kita masing-masing. Semua harus bergerak," tegas Tjahjo.
Tjahjo menambahkan, musuh saat ini adalah kecurangan dan elit kekuasaan yang mengontrolnya. Apabila ada oknum masyarakat yang mengaku-aku tentara atau polisi, diharapkan masyarakat proaktif mempertanyakan identitas sebenarnya.
"Kalau tak mau menyerahkan identitas, teriak maling atau rampok. Karena mereka memang maling dan rampok demokrasi. Kita harus berani berbuat begitu," kata Tjahjo.
Ia juga menyerukan kepada seluruh aparat negara terkait seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk berbuat netral. Teknologi informasi yang digunakan saat proses perhitungan suara pilpres juga harus transparan.
Ia melanjutkan bahwa Jokowi adalah calon pemimpin yang memang diinginkan mayoritas rakyat Indonesia. Indikasi terhadap hal itu sudah banyak, dengan yang terbaru adalah dibukanya rekening gotong royong Jokowi-JK, dalam waktu seminggu lebih sudah menghasilkan puluhan miliar rupiah. Banyaknya kesukarelaan membantu Jokowi-JK adalah bukti keinginan masyarakat yang ingin menjadikan Jokowi sebagai presiden.
"Makanya Jokowi tak kita poles-poles, tapi tetap apa adanya. Dia tak bisa pidato berbusa-busa, tak bisa naik kuda. Tapi dia bisa dan hanya ingin bekerja serta melayani, berjabat tangan, dan mendengarkan aspirasi seluruh masyarakat," kata Tjahjo.
Dalam kesempatan itu, Tim pemenangan JKWJK dari Koalisi Anak Muda dan Relawan Joko Widodo (Kawan Jokowi) menyatakan, siap meraup suara anak-anak muda dan pemula, untuk memenangkan pertarungan Pilpres 2014, kata Ketua Umum Kawan Jokowi, Diaz Hendropriyono.
"Kita sudah ada di 25 provinsi. Ada dua kegiatan online dan darat. Kalau online bukan perang tweet dan facebook. Tapi lebih kepada sosialisasi Jokowi lewat Youtube. Nanti lewat Youtube akan ada interaksi dengan Jokowi," kata Diaz.
Selain itu, kata putra Hendropriyono itu, meski struktur kepengurusan Kawan Jokowi tidak signifikan, namun pihaknya telah meraup 17 ribu relawan yang mendaftarkan diri melalui sistem onlinenya. Bahkan, kata Diaz, dirinya memastikan keberadaan dari Kawan Jokowi ini mampu merekrut suara secara signifikan.
"Hal itu telah dibuktikan saat 'car Free day' yang telah digerakkan. Saya kaget antusias begitu besar," tuturnya seraya berharap anak-anak muda tidak golput dalam pilpres 2014.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014