Sintang (Antara Kalbar) - Anggaran penanganan demam berdarah dengue (DBD) yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang telah habis. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Marcus Gatot Budi menyampaikan pihaknya sudah mengajukan tambahan anggaran untuk penanganan KLB DBD di Kecamatan Sintang ke Bupati Sintang.
“Kami sudah ajukan tambahan dana untuk penanganan KLB DBD sebesar Rp500 juta lebih,†katanya.
Ia mengatakan sampai saat ini, total kasus DBD mencapai 104 kasus. Dari jumlah ini, 90 kasusnya berada di Kecamatan Sintang dan Desa Baning Kota yang mencapai 21 kasus.
Marcus menyampaikan selain dana penanganan DBD yang telah habis, alat fogging yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang pun banyak yang rusak. Dinkes selama ini hanya memiliki enam alat fogging.
“Kami juga mengajukan pembelian tiga alat fogging lagi. Kami sudah mengajukan tambahan dana penanganan KLB DBD di Kecamatan Sintang dari pos tanggap darurat. Saya sudah konsultasi dengan Sekda dan dimungkinkan untuk menggunakan dana tanggap darurat,†ungkapnya.
Marcus mengatakan sampai saat ini belum ada keputusan dari Bupati Sintang untuk penambahan anggaran penanganan DBD ini. Marcus menyampaikan anggaran untuk fogging sebesar Rp109 juta hampir habis dan tinggal 20 persennya. Begitu juga untuk penyelidikan epidemiologi yang hanya Rp63 juta juga telah habis. “Sementara untuk ketersediaan abate masih cukup,†jelasnya.
Ia menegaskan Dinas Kesehatan masih berupaya menggunakan anggaran Pemkab Sintang untuk menangani KLB DBD ini. Dia mengaku belum berencana meminta bantuan ke Pemprov Kalbar ataupun ke pemerintah pusat. “Kalau sudah menjadi wabah baru kami mengajukan bantuan ke pemerintah pusat,†katanya.
Marcus menjelaskan, DBD dikatakan menjadi wabah jika semua kecamatan di Kabupaten Sintang telah terdapat kasus DBD. Selain itu ada peningkatan angka kematian dalam kasus DBD ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
“Kami sudah ajukan tambahan dana untuk penanganan KLB DBD sebesar Rp500 juta lebih,†katanya.
Ia mengatakan sampai saat ini, total kasus DBD mencapai 104 kasus. Dari jumlah ini, 90 kasusnya berada di Kecamatan Sintang dan Desa Baning Kota yang mencapai 21 kasus.
Marcus menyampaikan selain dana penanganan DBD yang telah habis, alat fogging yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang pun banyak yang rusak. Dinkes selama ini hanya memiliki enam alat fogging.
“Kami juga mengajukan pembelian tiga alat fogging lagi. Kami sudah mengajukan tambahan dana penanganan KLB DBD di Kecamatan Sintang dari pos tanggap darurat. Saya sudah konsultasi dengan Sekda dan dimungkinkan untuk menggunakan dana tanggap darurat,†ungkapnya.
Marcus mengatakan sampai saat ini belum ada keputusan dari Bupati Sintang untuk penambahan anggaran penanganan DBD ini. Marcus menyampaikan anggaran untuk fogging sebesar Rp109 juta hampir habis dan tinggal 20 persennya. Begitu juga untuk penyelidikan epidemiologi yang hanya Rp63 juta juga telah habis. “Sementara untuk ketersediaan abate masih cukup,†jelasnya.
Ia menegaskan Dinas Kesehatan masih berupaya menggunakan anggaran Pemkab Sintang untuk menangani KLB DBD ini. Dia mengaku belum berencana meminta bantuan ke Pemprov Kalbar ataupun ke pemerintah pusat. “Kalau sudah menjadi wabah baru kami mengajukan bantuan ke pemerintah pusat,†katanya.
Marcus menjelaskan, DBD dikatakan menjadi wabah jika semua kecamatan di Kabupaten Sintang telah terdapat kasus DBD. Selain itu ada peningkatan angka kematian dalam kasus DBD ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014