London (Antara Kalbar/Reuters) - Wabah virus mematikan MERS masih menjadi masalah serius kesehatan masyarakat, namun peningkatan kasus sudah berkurang dan penyakit tersebut tidak sampai menimbulkan darurat global, kata Badan Kesehatan Dunia (WHO) Selasa.

Virus penyebab Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) yang menimbulkan gejala batuk, demam dan kadangkala pneumonia mematikan, dilaporkan menginfeksi lebih dari 800 pasien, terutama di Arab Saudi.

Penyakit tersebut telah menyebar ke negara-negara tetangga dan dalam beberapa kasus ke Eropa, Asia dan Amerika Serikat. Setidaknya 315 orang meninggal akibat penyakit tersebut.

Dalam pernyataan setelah pertemuan keenam komite darurat MERS, WHO mengatakan peningkatan jumlah kasus yang terjadi sejak April mulai menurun dan "tidak ada bukti penularan antarmanusia".

"Upaya-upaya nyata telah dibuat untuk memperkuat pencegahan infeksi dan langkah-langkah pengendalian," katanya. Sebagai hasilnya, "komite secara aklamasi menyimpulkan bahwa syarat bagi Darurat Kesehatan Masyarakat untuk Perhatian Internasional (PHEIC) tidak dipenuhi".

Aturan kesehatan internasional mendefinisikan PHEIC sebagai situasi luar biasa yang membahayakan negara-negara anggota WHO lain melalui penyebaran penyakit, dan membutuhkan tanggapan internasional yang terkoordinasi.

WHO menekankan bahwa situasi MERS masih menjadi keprihatinan, terutama dengan antisipasi meningkatnya kunjungan ke Arab Saudi terkait penyelenggaraan ibadah haji, umroh dan Ramadan.

Jutaan orang datang ke Mekah tiap tahun untuk melaksanakan haji, ibadah yang harus dilakukan setiap Muslim yang mampu setidaknya sekali seumur hidup. Musim haji tahun ini akan dilakukan pada Oktober.

(USYS/S. Haryati)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014