Jakarta (Antara Kalbar) - Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) membidik pasar Eropa Tengah dan Timur (ETT), khususnya Rusia dan Armenia, dalam pemanfaatan potensi pasar non-tradisional di kawasan tersebut.
Siaran pers Kementerian Luar Negeri yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, menyebutkan, Gubernur Kalbar Cornelis menyampaikan hal itu ketika membuka seminar promosi ekonomi "Menggali Potensi Ekonomi Provinsi Kalimantan Barat dan Peluang Pasar Non-Tradisional Negara-Negara Eropa Tengah dan Timur" yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI di Pontianak, Selasa (17/6).
Kalbar, kata Gubernur, juga menyambut pelaku-pelaku bisnis dari kawasan untuk datang dan berinvestasi di provinsi itu.
Sebagai pembicara dalam seminar adalah Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Federasi Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Armenia untuk Indonesia, Anna Aghadjanian, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar, Robertus Isdius dan Wakil Ketua KADIN Prov. Kalbar, Soetaryo Suradi.
Menurut Gubernur Kalbar, penyelenggaraan seminar yang menghadirkan para Dubes Asing itu diharapkan dapat menggali potensi dan membuka peluang kerja sama saling menguntungkan.
Potensi Kalbar, ujarnya, antara lain di sektor ekonomi kreatif dan produk-produk tradisional, perhutanan, perikanan, pertanian dan pertambangan dapat dikelola dengan baik untuk lebih dikembangkan.
Pemerintah Kalbar menyambut baik minat besar perusahaan Aluminium Rusia UC RUSAL berinvestasi di Kalbar.
Gubernur mengharapkan perusahaan perkeretaapian Russian Railways yang akan membangun jalur kereta api angkutan batubara di Kaltim dapat disambung ke Kalbar di masa mendatang.
"Pemerintah siap memfasilitasi dalam memanfaatkan peluang pasar di Rusia dan Armenia dan diharapkan pengusaha dari Rusia dan Armenia datang ke Kalbar," ujar Gubernur Cornelis.
Act. Direktur Eropa Tengah dan Timur, Mustofa Abdul Latif, dalam acara itu menyampaikan bahwa kawasan ETT merupakan pasar non-tradisional yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia.
Dengan potensi yang dimiliki, katanya, Kalbar dapat memanfaatkan peluang tersebut, khususnya pasar Rusia dan Armenia.
Dia menambahkan bahwa perlunya interaksi aktif berbagai pihak, baik pelaku bisnis dan pemerintah di Indonesia, termasuk pemerintah daerah dengan negara-negara di kawasan ETT dalam mencari peluang-peluang kerja sama.
Dubes Federasi Rusia dan Dubes Republik Armenia dalam paparannya memberikan gambaran mengenai negaranya masing-masing dan potensi peluang kerja sama dengan Indonesia.
Sementara itu, Kepala Disperindag dan Wakil Ketua KADIN Provinsi Kalbar menjelaskan potensi, peluang dan tantangan Prov. Kalbar dalam pengembangan kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi dengan kawasan ETT.
Dubes Galuzin mengatakan Indonesia dapat memanfaatkan Rusia untuk memasuki pasar Customs Union (Rusia, Belarus dan Kazakshtan) yang akan menjadi Eurasia Economic Union pada tahun 2015.
Dubes Galuzin juga menggarisbawahi bahwa pengusaha Rusia siap datang ke Kalimantan untuk bekerja sama, antara lain perusahaan UC RUSAL untuk membangun aluminium refinery, serta Russian Railways yang akan berinvestasi membangun jalur kereta api khusus angkutan batubara di Kaltim.
Sementara itu, Dubes Anna Aghadjanian menyampaikan perhatian besar pemerintah Armenia untuk mengembangkan kerja sama dengan Indonesia yang diwujudkan antara lain melalui pembukaan Kedubes Armenia di Indonesia pada Desember 2013.
Kawasan ETT sebagai pasar non-tradisional Indonesia dapat dijadikan pintu masuk produk-produk Indonesia ke negara-negara Eropa lainnya dan Asia Tengah.
Komoditi ekspor unggulan Indonesia ke kawasan antara lain CPO, produk kayu, furnitur, produk pertanian dan perkebunan, perikanan, apparel dan footwear serta produk elektronik dan plastik.
Angka perdagangan Indonesia ke kawasan Eropa Tengah dan Timur pada tahun 2013 tercatat mencapai 6,25 miliar dolar AS dan angka perdagangan Indonesia-Rusia merupakan yang terbesar, yaitu 3,52 miliar dolar AS.
Seminar sehari tersebut dihadiri sebanyak 153 orang dari berbagai kalangan pemerintah, pelaku usaha dan asosiasi pengusaha, akademisi, media dan undangan khusus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Siaran pers Kementerian Luar Negeri yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, menyebutkan, Gubernur Kalbar Cornelis menyampaikan hal itu ketika membuka seminar promosi ekonomi "Menggali Potensi Ekonomi Provinsi Kalimantan Barat dan Peluang Pasar Non-Tradisional Negara-Negara Eropa Tengah dan Timur" yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI di Pontianak, Selasa (17/6).
Kalbar, kata Gubernur, juga menyambut pelaku-pelaku bisnis dari kawasan untuk datang dan berinvestasi di provinsi itu.
Sebagai pembicara dalam seminar adalah Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Federasi Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Armenia untuk Indonesia, Anna Aghadjanian, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar, Robertus Isdius dan Wakil Ketua KADIN Prov. Kalbar, Soetaryo Suradi.
Menurut Gubernur Kalbar, penyelenggaraan seminar yang menghadirkan para Dubes Asing itu diharapkan dapat menggali potensi dan membuka peluang kerja sama saling menguntungkan.
Potensi Kalbar, ujarnya, antara lain di sektor ekonomi kreatif dan produk-produk tradisional, perhutanan, perikanan, pertanian dan pertambangan dapat dikelola dengan baik untuk lebih dikembangkan.
Pemerintah Kalbar menyambut baik minat besar perusahaan Aluminium Rusia UC RUSAL berinvestasi di Kalbar.
Gubernur mengharapkan perusahaan perkeretaapian Russian Railways yang akan membangun jalur kereta api angkutan batubara di Kaltim dapat disambung ke Kalbar di masa mendatang.
"Pemerintah siap memfasilitasi dalam memanfaatkan peluang pasar di Rusia dan Armenia dan diharapkan pengusaha dari Rusia dan Armenia datang ke Kalbar," ujar Gubernur Cornelis.
Act. Direktur Eropa Tengah dan Timur, Mustofa Abdul Latif, dalam acara itu menyampaikan bahwa kawasan ETT merupakan pasar non-tradisional yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia.
Dengan potensi yang dimiliki, katanya, Kalbar dapat memanfaatkan peluang tersebut, khususnya pasar Rusia dan Armenia.
Dia menambahkan bahwa perlunya interaksi aktif berbagai pihak, baik pelaku bisnis dan pemerintah di Indonesia, termasuk pemerintah daerah dengan negara-negara di kawasan ETT dalam mencari peluang-peluang kerja sama.
Dubes Federasi Rusia dan Dubes Republik Armenia dalam paparannya memberikan gambaran mengenai negaranya masing-masing dan potensi peluang kerja sama dengan Indonesia.
Sementara itu, Kepala Disperindag dan Wakil Ketua KADIN Provinsi Kalbar menjelaskan potensi, peluang dan tantangan Prov. Kalbar dalam pengembangan kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi dengan kawasan ETT.
Dubes Galuzin mengatakan Indonesia dapat memanfaatkan Rusia untuk memasuki pasar Customs Union (Rusia, Belarus dan Kazakshtan) yang akan menjadi Eurasia Economic Union pada tahun 2015.
Dubes Galuzin juga menggarisbawahi bahwa pengusaha Rusia siap datang ke Kalimantan untuk bekerja sama, antara lain perusahaan UC RUSAL untuk membangun aluminium refinery, serta Russian Railways yang akan berinvestasi membangun jalur kereta api khusus angkutan batubara di Kaltim.
Sementara itu, Dubes Anna Aghadjanian menyampaikan perhatian besar pemerintah Armenia untuk mengembangkan kerja sama dengan Indonesia yang diwujudkan antara lain melalui pembukaan Kedubes Armenia di Indonesia pada Desember 2013.
Kawasan ETT sebagai pasar non-tradisional Indonesia dapat dijadikan pintu masuk produk-produk Indonesia ke negara-negara Eropa lainnya dan Asia Tengah.
Komoditi ekspor unggulan Indonesia ke kawasan antara lain CPO, produk kayu, furnitur, produk pertanian dan perkebunan, perikanan, apparel dan footwear serta produk elektronik dan plastik.
Angka perdagangan Indonesia ke kawasan Eropa Tengah dan Timur pada tahun 2013 tercatat mencapai 6,25 miliar dolar AS dan angka perdagangan Indonesia-Rusia merupakan yang terbesar, yaitu 3,52 miliar dolar AS.
Seminar sehari tersebut dihadiri sebanyak 153 orang dari berbagai kalangan pemerintah, pelaku usaha dan asosiasi pengusaha, akademisi, media dan undangan khusus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014