Sungai Raya (Antara Kalbar) - Beras lokal Kubu Raya yang dulu sempat menjadi salah satu produk andalan kabupaten itu, saat ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat, hal itu dibuktikan dengan semakin menurunnya produksi beras tersebut.
"Untuk produksi beras lokal Kubu Raya dengan merek Anggrek Macan, Langsat Mas, Mekar Wangi dan beberapa merek lainnya saat ini hanya tinggal tujuh ton per bulan. Padahal, sebelumnya produksi beras lokal Kubu Raya bisa mencapai 14 ton per bulan," kata Zainudin, Ketua koperasi Langsat Mas yang memproduksi dan memasarkan beras lokal Kubu Raya tersebut di Sungai Raya, Minggu.
Dia menyebutkan, saat ini yang menjadi pelanggan dari beras lokal Kubu Raya semakin berkurang. Namun, masih ada beberapa SKPD yang masih menjadi pelanggan setia produk tersebut seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian yang memesan beras lokal itu melalui koperasi pegawai Kubu Raya.
"Untuk koperasi Rumkit Tingkat Tiga Kartika Husada, kemudian beberapa supermarket yang ada di Kubu Raya juga masih memesan produk kita. Demikian halnya kerja sama yang dilakukan dengan Bulog Kalbar yang memesan beras lokal Kubu Raya untuk raskin, juga masih melakukan pemesanan," tuturnya.
Namun, lanjutnya, jika di bandingkan beberapa bulan terakhir, jelas produksi beras lokal tersebut jauh menurun. Hal itu dikarenakan kebijakan pemerintah daerah yang tidak lagi mewajibkan pegawai Kubu Raya untuk mengkonsumsi beras lokal, menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi beras itu.
"Kita saat ini juga mengalami kesulitan dalam melakukan packeging dan alat pemisah beras. Karena dulu kita dibantu penuh oleh Pemkab Kubu Raya, namun sekarang bantuan itu sudah tidak ada lagi," katanya.
Zainudin menuturkan, pada intinya, untuk proses pemasaran yang dilakukan pihaknya untuk pemesanan dari luar tidak ada masalah. Hanya saja, sebagai pengelola koperasi yang memesan langsung beras lokal dari petani Kubu Raya pihaknya jelas membutuhkan dukungan penuh dari Pemkab Kubu Raya agar pemasaran beras lokal Kubu Raya itu bisa lebih diperluas.
"Kita jelas mengharapkan kebijakan yang pro terhadap petani dari Pemkab Kubu Raya. Jika dulu setiap tiga bulan sekali pemkab melalui Dinas Pertanian selalu melakukan evaluasi terhadap produksi beras ini, namun dalam waktu enam bulan terakhir, hal itu tidak dilakukan lagi," katanya.
(KR-RDO/F003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Untuk produksi beras lokal Kubu Raya dengan merek Anggrek Macan, Langsat Mas, Mekar Wangi dan beberapa merek lainnya saat ini hanya tinggal tujuh ton per bulan. Padahal, sebelumnya produksi beras lokal Kubu Raya bisa mencapai 14 ton per bulan," kata Zainudin, Ketua koperasi Langsat Mas yang memproduksi dan memasarkan beras lokal Kubu Raya tersebut di Sungai Raya, Minggu.
Dia menyebutkan, saat ini yang menjadi pelanggan dari beras lokal Kubu Raya semakin berkurang. Namun, masih ada beberapa SKPD yang masih menjadi pelanggan setia produk tersebut seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian yang memesan beras lokal itu melalui koperasi pegawai Kubu Raya.
"Untuk koperasi Rumkit Tingkat Tiga Kartika Husada, kemudian beberapa supermarket yang ada di Kubu Raya juga masih memesan produk kita. Demikian halnya kerja sama yang dilakukan dengan Bulog Kalbar yang memesan beras lokal Kubu Raya untuk raskin, juga masih melakukan pemesanan," tuturnya.
Namun, lanjutnya, jika di bandingkan beberapa bulan terakhir, jelas produksi beras lokal tersebut jauh menurun. Hal itu dikarenakan kebijakan pemerintah daerah yang tidak lagi mewajibkan pegawai Kubu Raya untuk mengkonsumsi beras lokal, menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi beras itu.
"Kita saat ini juga mengalami kesulitan dalam melakukan packeging dan alat pemisah beras. Karena dulu kita dibantu penuh oleh Pemkab Kubu Raya, namun sekarang bantuan itu sudah tidak ada lagi," katanya.
Zainudin menuturkan, pada intinya, untuk proses pemasaran yang dilakukan pihaknya untuk pemesanan dari luar tidak ada masalah. Hanya saja, sebagai pengelola koperasi yang memesan langsung beras lokal dari petani Kubu Raya pihaknya jelas membutuhkan dukungan penuh dari Pemkab Kubu Raya agar pemasaran beras lokal Kubu Raya itu bisa lebih diperluas.
"Kita jelas mengharapkan kebijakan yang pro terhadap petani dari Pemkab Kubu Raya. Jika dulu setiap tiga bulan sekali pemkab melalui Dinas Pertanian selalu melakukan evaluasi terhadap produksi beras ini, namun dalam waktu enam bulan terakhir, hal itu tidak dilakukan lagi," katanya.
(KR-RDO/F003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014