Pontianak  (Antara Kalbar) - Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena cocok sebagai model negara yang pluralisme, baik dari agama, suku, adat istiadat dan lainnya.

"Pemerintah dan masyarakat jangan mudah tergoda oleh model apapun bentuk suatu tata kelola kenegaraan. Karena Indonesia sudah jelas terbukti dengan model NKRI, pancasilanya, dan UUD 45 bisa tetap mempersatukan lebih dari 17 ribu pulau," kata Sutarmidji seusai memimpin upacara HUT RI ke-69 di Lapangan Sepak Bola Kebun Sajoek Pontianak, Minggu.

Ia menjelaskan banyak negara-negara union, seperti Uni Soviet, Eropa Timur yang hancur karena landasan kenegaraannya yang tidak mapan.

"Indonesia pada HUR RI ke-69 tahun kemerdekaan ini dengan bentuk NKRI, adalah pilihan yang tepat untuk menjaga keutuhan sekitar 17 ribu pulau yang menyatu dalam wilayah NKRI," ungkapnya.

Sutarmidji berharap semua generasi muda dan masyarakat lainnya, agar jangan berpikir untuk mengubah bentuk negara Indonesia (NKRI) dengan bentuk-bentuk negara yang lainnya.

Wali Kota Pontianak menambahkan setiap tahun Pemkot Pontianak selalu menggelar upacara peringatan HUT RI di Kebun Sajoek, yang kini sudah menjadi Lapangan Sepak Bola PSP.

"Nilai Sejarah Lapangan Sepak Bola PSP yang dulunya disebut Kebun Sajoek, yakni pertama kali bendera merah putih dikibarkan di Kota Pontianak," ungkap Sutarmidji.

Sehingga, Pemkot Pontianak tetap memilih sebagai tempat dilaksanakannya upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka memperingati HUT RI, untuk mengenang sejarah sehingga generasi muda masa kini tetap bisa mengenal sejarah, katanya.

Sementara itu, Ketua Markas Cabang Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, Usman G menyatakan masih banyak masyarakat yang kurang menyadari makna dari HUT RI, seperti tidak memasang bendera merah putih.

"Padahal para pejuang kemerdekaan dahulu untuk merebut dan menaikkan bendera merah putih saja harus berjuang hingga rela mengorban jiwa dan raganya," ungkapnya sedih.

Tetapi, masyarakat sekarang cuma memasang atau menaikkan bendera merah putih dalam setahun sekali saja sudah susah, kata Usman eks tentara di jaman kemerdekaan angkatan 45 itu.



Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014