Ngabang (Antara Kalbar)  - Seorang pasien peserta BPJS Kesehatan bernama Sukandin (56) warga Pahauman Kecamatan Sengah Temila komplain atas pelayanan Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Landak karena disuruh beli obat di apotik luar.

"Saya periksa penyakit jantung di rumah sakit ini. Diberi resep dokter lima jenis obat. Tapi yang ada di apotik rumahsakit hanya dua obat yang murah harga. Sedangkan

tiga jenis obat disuruh beli di apotik luar,"beber Sukandin di Ngabang, Jumat.

Sukandin mengaku kesal terhadap pelayanan rumah sakit. Karena percuma setiap bulan gajinya dipotong untuk BPJS (dulu Askes). Ia adalah seorang guru PNS di SDN 48

Pahauman datang dari kampung ke rumah sakit untuk berobat sakit janjung.

"Gaji pegawai seberapa lah. Sudah punya kartu BPJS yang berharap gratis karena sudah bayar bulanan. Masih harus tebus obat mencapai Rp.500 ribu. Kata petugas apotik

kosong obat, tapi bulan lalu juga begitu," ungkap Sukandin.

Ia menduga ada permainan antara pihak rumah sakit dengan apotik di luar. Buktinya, di depan rumah
sakit ada sejumlah apotik.

"Kalau alasan pihak rumah sakit habis stok, mau sampai kapan. Kasihan jika yang mengalami masyarakat kurang mampu yang berharap dengan BPJS meringankan tapi malah

memberatkan," kesal Sukandi.

Ia berharap pelayanan RSUD Landak diperbaiki. Masalah yang dianggap kecil seperti ketersedian obat-obatan bisa sangat membuat masyarakat kurang terlayani dengan

maksimal.

"Siapa yang salahkan. Pasien tahunya berobat untuk sembuh dengan pelayanan yang baik. Pihak rumah sakit jangan selalu buat alasan klasik lah," ujar Sukandi.

Sementara itu, Direktur RSUD Landak Pius Edwin dikonfirmasi langsung memanggil petugas BPJS dan apoteker. Ia mengaku ketersediaan obat memang kosong.

"Obat sudah diatur kementerian kesehatan. Harus melalui ekatalog dan tender.
Sedangkan mengenai tidak tersediannya obat, dokter harus komunikasi dengan menyampaikan kepada pasien dengan baik agar memahami.
Beli diluar konsekuensi memang mengeluarkan biaya sendiri," ungkap Pius.

Pius membantah mengenai tudingan pihak rumah sakit ada kerjasama dengan apotik luar. Sehingga disengaja tidak disediakan obat di apotik rumah sakit. "Yang jelas memang

kendala tender dalam pengadaan obat. Jadi, kalau tidak ada, pasien beli di luar," ujarnya.

Pewarta: Kundori

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014