Sungai Raya (Antara Kalbar) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, mencatat 248 kasus demam berdarah denque (DBD) pada tahun 2014 hingga September, dan menjadikannya terbanyak dalam lima tahun terakhir.

"Jumlahnya memang meningkat drastis dalam waktu kurun waktu lima tahun tetakhir. Tahun ini meningkat menjadi 248 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Berli di Sungai Raya, Rabu.

Dia menjelaskan, kasus DBD terbanyak terjadi di Kecamatan Rasau Jaya, Sungai Raya, Sungai Ambawang dan Kecamatan Sungai Kakap.

Meski demikisn, pihaknya belum menetapkan hal itu sebagai Kejadian Luar Biasa. Namun, untuk mengantisipasi meningkatkan kasus DBD ditengah masyarakat, pihaknya akan melakukan berbagai upaya antisipasi.

"Untuk bulan September ini saja pihaknya mencatat sebanyak 10 kasus yang terjadi di seluruh kecamatan di Kubu Raya. Memang terjadi peningkatan, namun belum ada korban meninggal," tuturnya.

Berli menambahkan, memasuki musim hujan seperti saat ini, ancaman DBD kembali mengintai, terlebih Indonesia beriklim tropis yang merupakan tempat hidup favorit bagi nyamuk.

DBD, katanya, bisa menjadi penyakit yang mematikan jika tidak segera ditangani, khususnya anak-anak yang seringkali menjadi sasaran empuk dari gigitan nyamuk pembawa penyakit ini.

"Sebagai orangtua, sebaiknya berusaha mencegah agar anak dan seluruh anggota keluarga agar terhindar dari penyakit ini," kata Berli.

Dia juga mengingatkan kepada masyarakat, untuk menjaga kebersihan disekitar lingkungan rumah guna mencegah perkembangan nyamuk. Salah satunya dengan cara melakukan 3 M plus yaitu, menguras bak air, menutup tempat penampungan air, menimbun atau menjual barang bekas, fogging, abatisasi, mosquito repellent.

Bila ada anggota keluarga yang terkena demam, maka sebaiknya tetap waspada demam berdarah. Banyak minum air minimal dua liter per hari ditambah madu).

Jika demam tetap berlanjut sampai hari ketiga, sebaiknya melakukan periksa darah untuk mengetahui demam berdarah atau tidak.

"Perlu diingat, demam berdarah tidak ada obatnya sehingga penanganan dini akan menghindarkan kita dari kerugian yang lebih besar lagi," tuturnya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014