Jakarta (Antara Kalbar) - Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada minggu ini dalam Jurnal Nature Nanotechnology menemukan, molekul yang merupakan bahan utama dalam teh hijau dapat digunakan sebagai pembawa atau pengangkut protein antikanker, -- membentuk nanokompleks therapeutic yang stabil dan efektif.
Temuan ini menurut para peneliti dapat membantu membangun sistem pengobatan yang lebih baik. Untuk sampai pada kesimpulan ini, Joo Eun Chung dan koleganya menggunakan molekul (-)-epigallocatechin-3-O-gallate (EGCG)-- molekul yang ditemukan pada teh hijau, -- untuk menciptakan pembawa protein antikanker Herceptin.
Kelebihan EGCG dibandingkan zat pembawa lainnya adalah memiliki juga efek antikanker. Para peneliti ini lalu menyuntikkan nanokompleks EGCG-Herceptin pada tikus.
Mereka lalu menemukan bahwa tumor tertentu pada tikus berkurang pertumbuhannya dalam jangka waktu yang lebih lama.
Para peneliti mengatakan, beberapa pengobatan kanker tergantung pada obat-obatan yang terdiri dari obat terapi dan sebuah pembawa yang menghantar obat ke lokasi tumor.
Ketika merancang obat pembawa, beberapa faktor harus dipertimbangkan, misalnya, harus menyerang tumor. Lalu, rasio obat pembawa itu, karena penggunaan dalam jumlah tinggi bisa mengakibatkan keracunan jika tubuh tak mampu memetabolismenya.
Selain itu, terlalu kompleksnya obat bisa mengubahnya menjadi tidak efektif, jika tubuh melawan (obat) dan menghilangkannya terlalu cepat, demikian seperti dilansir Medical News Today.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Temuan ini menurut para peneliti dapat membantu membangun sistem pengobatan yang lebih baik. Untuk sampai pada kesimpulan ini, Joo Eun Chung dan koleganya menggunakan molekul (-)-epigallocatechin-3-O-gallate (EGCG)-- molekul yang ditemukan pada teh hijau, -- untuk menciptakan pembawa protein antikanker Herceptin.
Kelebihan EGCG dibandingkan zat pembawa lainnya adalah memiliki juga efek antikanker. Para peneliti ini lalu menyuntikkan nanokompleks EGCG-Herceptin pada tikus.
Mereka lalu menemukan bahwa tumor tertentu pada tikus berkurang pertumbuhannya dalam jangka waktu yang lebih lama.
Para peneliti mengatakan, beberapa pengobatan kanker tergantung pada obat-obatan yang terdiri dari obat terapi dan sebuah pembawa yang menghantar obat ke lokasi tumor.
Ketika merancang obat pembawa, beberapa faktor harus dipertimbangkan, misalnya, harus menyerang tumor. Lalu, rasio obat pembawa itu, karena penggunaan dalam jumlah tinggi bisa mengakibatkan keracunan jika tubuh tak mampu memetabolismenya.
Selain itu, terlalu kompleksnya obat bisa mengubahnya menjadi tidak efektif, jika tubuh melawan (obat) dan menghilangkannya terlalu cepat, demikian seperti dilansir Medical News Today.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014