Jakarta (Antara Kalbar) - Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Kalimantan Barat mengembangkan kosmetik herbal berbahan sari lidah buaya tanpa bahan pengawet.
"Sementara ini kami baru membuat produk shampo, pelembab kulit dan pembersih wajah berbahan alami dari sari lidah buaya khas Kalimantan Barat," kata Direktur O-Degree Indonesia Handoyo Tiono saat ditemui di acara pameran perdagangan di Kemayoran, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa produk kosmetik herbal itu diolah secara alami tanpa formula sulfat dan pengawet paraben sehingga aman untuk tubuh manusia dan ramah terhadap lingkungan.
"Karena Kota Pontianak merupakan penghasil lidah buaya terbesar, kami berusaha mengembangkan produk berbahan baku dari alam untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha kecil dan petani lidah buaya," katanya.
Ia mengatakan bahwa untuk produksi kosmetik herbal membutuhkan tujuh pelepah lidah buaya untuk satu botol sedangkan dalam kurun waktu satu pekan pihaknya memproduksi shampo sebanyak 400 botol.
"Sekitar 2.800 pelepah lidah buaya yang kami butuhkan setiap minggunya," katanya.
Handoyo mengatakan bahwa manfaat kosmetik herbal itu dapat memelihara kecantikan kulit, menguatkan dan menjaga warna rambut.
"Harga kosmetik berbahan lidah buaya seperti shampo sebesar Rp65 ribu, pencuci wajah Rp55 ribu dan gel kulit Rp35 ribu per botol," katanya.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Kalimantan Barat Hermawan saat ditemui di pameran perdagangan mengatakan luas pertanian lidah buaya mencapai 600 hektare dan diperkirakan akan semakin luas seiring permintaan berbagai macam produk kosmetik dan makanan.
"Kami akan terus mengembangkan produk turunan dari lidah buaya dengan menjaga kualitas dan memasarkan di pasar nasional hingga internasional," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Sementara ini kami baru membuat produk shampo, pelembab kulit dan pembersih wajah berbahan alami dari sari lidah buaya khas Kalimantan Barat," kata Direktur O-Degree Indonesia Handoyo Tiono saat ditemui di acara pameran perdagangan di Kemayoran, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa produk kosmetik herbal itu diolah secara alami tanpa formula sulfat dan pengawet paraben sehingga aman untuk tubuh manusia dan ramah terhadap lingkungan.
"Karena Kota Pontianak merupakan penghasil lidah buaya terbesar, kami berusaha mengembangkan produk berbahan baku dari alam untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha kecil dan petani lidah buaya," katanya.
Ia mengatakan bahwa untuk produksi kosmetik herbal membutuhkan tujuh pelepah lidah buaya untuk satu botol sedangkan dalam kurun waktu satu pekan pihaknya memproduksi shampo sebanyak 400 botol.
"Sekitar 2.800 pelepah lidah buaya yang kami butuhkan setiap minggunya," katanya.
Handoyo mengatakan bahwa manfaat kosmetik herbal itu dapat memelihara kecantikan kulit, menguatkan dan menjaga warna rambut.
"Harga kosmetik berbahan lidah buaya seperti shampo sebesar Rp65 ribu, pencuci wajah Rp55 ribu dan gel kulit Rp35 ribu per botol," katanya.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Kalimantan Barat Hermawan saat ditemui di pameran perdagangan mengatakan luas pertanian lidah buaya mencapai 600 hektare dan diperkirakan akan semakin luas seiring permintaan berbagai macam produk kosmetik dan makanan.
"Kami akan terus mengembangkan produk turunan dari lidah buaya dengan menjaga kualitas dan memasarkan di pasar nasional hingga internasional," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014