Pontianak (Antara Kalbar) - Petani sawit swadaya dari anak perusahaan Cargill Grup di Provinsi Sumatera Selatan, PT Hindoli, berhasil menerima sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Menurut Chief Farmer Development Operations Manager PT Hindoli, Joko Wahyu Priadi saat dihubungi di Pontianak, Selasa, keberhasilan 45 petani dari Koperasi Petani Swadaya Tani Maju itu menjadikan mereka sebagai koperasi petani swadaya kedua di Indonesia yang menerima sertifkat berkelanjutan.
"Mereka menerima sertifikat karena melakukan praktik pertanian yang berkelanjutan," kata dia.
Ia melanjutkan, perkebunan PT Hindoli telah mendukung bagi 45 petani kecil mandiri tersebut dan mengajari mereka untuk mendapatkan sertifikasi RSPO. Yakni pengakuan bahwa minyak sawit diproduksi secara berkelanjutan dengan jumlah volume yang dapat dilacak.
Ia menambahkan, salah satu manfaat terbesar dari sertifikasi untuk petani adalah penerapan Best Management Practices(BMP). "Fungsinya membantu para petani menyempurnakan langkah-langkah dasar penting seperti pemupukan, pemeliharaan, habitat sawit dan pengelolaan gulma dan manajemen bisnis," kata dia.
Selain penghasilan dari penjualan tandan buah segar, premi yang didapat dari penjualan minyak sawit bersertifikat ke Cargill juga membantu memperbaiki kehidupan mereka.
"Mereka mampu untuk memberikan anak-anak mereka dengan pendidikan tinggi, yang akan membuka jalan bagi lebih banyak kesempatan untuk kemajuan ekonomi dan kehidupan yang lebih baik," kata Joko Wahyu Priadi.
PT Hindoli adalah salah satu perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia yang menerima sertifikat dari RSPO dan ISCC (International Sustainability and Carbon Certification) pada tahun 2009 dan 2010.
Kemudian pada bulan Agustus 2010, 8.800 petani plasma Hindoli menjadi yang pertama di dunia yang menerima sertifikat sesuai dengan prinsip dan kriteria RSPO.
Joko Wahyu Priadi akhir pekan lalu memberi gambaran tentang program dan upaya membina petani swadaya ke sejumlah media. Sementara para petani juga berbagi cerita tentang bagaimana kehidupan mereka berubah setelah menerima sertifikat RSPO, pelajaran dari proses sertifikasi RSPO serta kemitraan dengan Cargill.
PT Hindoli didirikan tahun 1995. Perusahaan inti memiliki areal penanaman sawit seluas 19 ribu hektare, dan petani smallholder memiliki lahan 20 ribu hektare. PT Hindoli menggandeng kemitraan dengan 8.800 petani smallholder dan memiliki dua pabrik pengolahan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Menurut Chief Farmer Development Operations Manager PT Hindoli, Joko Wahyu Priadi saat dihubungi di Pontianak, Selasa, keberhasilan 45 petani dari Koperasi Petani Swadaya Tani Maju itu menjadikan mereka sebagai koperasi petani swadaya kedua di Indonesia yang menerima sertifkat berkelanjutan.
"Mereka menerima sertifikat karena melakukan praktik pertanian yang berkelanjutan," kata dia.
Ia melanjutkan, perkebunan PT Hindoli telah mendukung bagi 45 petani kecil mandiri tersebut dan mengajari mereka untuk mendapatkan sertifikasi RSPO. Yakni pengakuan bahwa minyak sawit diproduksi secara berkelanjutan dengan jumlah volume yang dapat dilacak.
Ia menambahkan, salah satu manfaat terbesar dari sertifikasi untuk petani adalah penerapan Best Management Practices(BMP). "Fungsinya membantu para petani menyempurnakan langkah-langkah dasar penting seperti pemupukan, pemeliharaan, habitat sawit dan pengelolaan gulma dan manajemen bisnis," kata dia.
Selain penghasilan dari penjualan tandan buah segar, premi yang didapat dari penjualan minyak sawit bersertifikat ke Cargill juga membantu memperbaiki kehidupan mereka.
"Mereka mampu untuk memberikan anak-anak mereka dengan pendidikan tinggi, yang akan membuka jalan bagi lebih banyak kesempatan untuk kemajuan ekonomi dan kehidupan yang lebih baik," kata Joko Wahyu Priadi.
PT Hindoli adalah salah satu perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia yang menerima sertifikat dari RSPO dan ISCC (International Sustainability and Carbon Certification) pada tahun 2009 dan 2010.
Kemudian pada bulan Agustus 2010, 8.800 petani plasma Hindoli menjadi yang pertama di dunia yang menerima sertifikat sesuai dengan prinsip dan kriteria RSPO.
Joko Wahyu Priadi akhir pekan lalu memberi gambaran tentang program dan upaya membina petani swadaya ke sejumlah media. Sementara para petani juga berbagi cerita tentang bagaimana kehidupan mereka berubah setelah menerima sertifikat RSPO, pelajaran dari proses sertifikasi RSPO serta kemitraan dengan Cargill.
PT Hindoli didirikan tahun 1995. Perusahaan inti memiliki areal penanaman sawit seluas 19 ribu hektare, dan petani smallholder memiliki lahan 20 ribu hektare. PT Hindoli menggandeng kemitraan dengan 8.800 petani smallholder dan memiliki dua pabrik pengolahan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014