Jakarta (Antara Kalbar) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong aktivasi ekspor daerah melalui pembekalan prosedur ekspor, pelatihan dan kegiatan promosi hingga bantuan permodalan bagi UKM dan pelaku usaha yang layak dan memenuhi syarat.

"Untuk dapat melakukan ekspor UKM dan pengusaha daerah disyaratkan memiliki keahlian logistik, manajemen ekspor, pemasaran, keuangan dan hukum perdagangan internasional," kata Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Modal Ventura dan Pembiayaan Alternatif Safari Azis.

Pengetahuan prosedur ekspor bagi UKM dan para pelaku usaha daerah dinilai masih sangat rendah, padahal potensi daerah untuk melakukan ekspor cukup besar dengan optimalisasi produksi komoditas-komoditas unggulan yang ada.

Kadin Indonesia, kata Safari, telah membentuk lembaga kemitraan pembiayaan Palapa Nusantara Berdikari yang diperuntukan bagi UKM dan para pengusaha anggota Kadin di daerah untuk mengembangkan usaha tanpa terkecuali bagi yang sudah berorientasi ekspor.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Sitti Saleha mengatakan saat ini pihaknya tengah membidik pasar wilayah Afrika, utamanya Nigeria dan Afrika Selatan serta negara-negara timur tengah.

"Peluang besar bagi Sulawesi Tenggara untuk memasuki pasar Afrika dan negara-negara Arab. Kita memiliki arang briket dari tempurung kelapa yang bisa kita ekspor dengan tujuan utama Uni Emirat Arab. Potensi lainnya adalah produksi minyak nilam yang merupakan komoditi ekspor dunia untuk bahan campuran pembuatan parfum," kata Sitti.

Menurut dia, kebutuhan minyak nilam dunia saat ini mencapai 1400 - 1500 ton per tahun yang 90 persen diantaranya dipasok dari Indonesia termasuk diantaranya dari Sulawesi Tenggara.

Sitti menjelaskan, potensi ekspor lainnya adalah rumput laut, tuna, cakalang dan gurita beku yang banyak diekspor ke Jepang, Amerika dan Thailand. 
   
Di sektor pertambangan, daerah Pomala Kolaka mengekspor fero nikel ke Jepang, India, Taiwan dan lainnya. Sementara untuk aspal banyak diekspor ke China. Hingga bulan September 2014, Sitti menyebut Volume aspal yang diekspor mencapai 1,8 juta ton dengan nilai sekita 255 juta dolar AS.

Sitti mengatakan Sulawesi Tenggara juga merupakan salah satu penghasil jambu mete terbaik di dunia. India merupakan negara tujuan ekspor terbesar di dunia dengan kebutuhan mencapai 1 juta ton per tahun. "India hanya mampu memenuhi kebutuhan sekitar 500.000 ton, sementara 500.000 ton lainnya dipasok dari negara lain termasuk Indonesia," pungkas dia.  

(A064/B. Situmorang)

Pewarta: Anita Permata Dewi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014