Jakarta (Antara Kalbar) - Sektor TIK (Teknologi Informasi dan Komunikas) diperkirakan tidak akan terpengaruh kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi di Jakarta, Senin malam, mengatakan ICT atau TIK merupakan sektor yg selama ini "kebal" terhadap kenaikan harga BBM.

"Artinya meski harga BBM naik, tarif telekomunikasi kita tidak ikut-ikutan naik, bahkan di 2008 justru turun," katanya.

Pihaknya juga mengharapkan hal serupa akan terjadi dan berlaku saat kenaikan BBM pada 2014.

"Kalaupun tidak turun, diharapkan tidak naik karena telekomunikasi sudah jadi kebutuhan dasar yang masuk kebutuhan 5 besar saat ini," katanya.

Pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 perliter.

Harga premium naik dari Rp6.500 perliter menjadi Rp8.500 perliter sedangkan harga solar naik dari Rp5.500 perliter menjadi Rp7.500 perliter.

Kenaikan harga BBM bersubsidi itu ditetapkan mulai berlaku sejak 18 November 2014 pukul 00.00 WIB.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014