Sanggau (Antara Kalbar)  -Bupati Sanggau Paolus Hadi S Ip M Si menegaskan, seorang pemimpin baru bisa dinilai sukses ketika dapat memimpin diri sendiri, keluarga dan lingkungannya.
   
"Jadi pemimpin itu tak mudah, harus mampu memimpin diri sendiri, kemudian keluarga dan lingkungan. Jika itu belum mampu, maka orang tersebut harus mempersiapkan dirinya kembali," ujar Hadi ketika bertemu dengan ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Theologi (STT) dari seluruh Provinsi Kalimantan Barat.
   
Menurut Hadi, kesiapan itu mencakup fisik mental pengetahuan, wawasan, iman dan ketaqwaan. "Namun hal itu adalah kelanjutan dari bagaimana kita menjadi pemimpin dari lingkup yang terkecil  terutama bagaimana memimpin diri sendiri," ujar dia.
   
Dipaparkan Hadi, di Kabupaten Sanggau sendiri begitu banyak pemimpin. Sebagai contoh Ketua RT ada sekitar dua ribu orang, Kepala Dusun 833 orang, Kepala Desa 163 orang, Ketua BPD 163 orang, Lurah ada 6, Camat 15.
   
Kemudian anggota DPRD 40 orang, Pendeta ada 102 orang, Pastor lebih kurang 60 orang, lantas Kepala SKPD 32 orang dan terakhir Bupati dan Wakil Bupati.
   

"Jika ini bersinergi dan memahami posisi tugas dan fungsi, maka apa yang kita harapkan akan menjadi kenyataan yaitu masyarakat yang adil makmur dan sejahtera. Namun kita saat ini dihadapi dengan dua persoalan pokok dalam meningkatkan sumber daya manusia yaitu kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan," papar Hadi.
   
Bayangkan saja, ujar Hadi, penduduk Kabupaten Sanggau  saat ini jika dikalkulasikan hanya tamat sekolah dasar dan belum tamat SMP.
   
"Ini adalah tantangan berat. Bagaimana menggairahkan dunia pendidikan, mendorong anak-anak supaya bersekolah dan meningkatkan ilmu pengetahuan, agar sumber daya manusia kita benar-benar siap dan tentunya akan segera membawa perubahan," ungkap dia.
  
Khususnya, kata Hadi, keterbelakangan pendidikan dan menekan angka kemiskinan,  apalagi saat ini Kabupaten Sanggau memiliki visi yang didalamnya adalah Sanggau Pintar.     "Jadi bagaimana kita menjadikan masyarakat Sanggau masyarakat yang pintar, kalau sudah pintar tentunya memiliki ilmu. Dan jika sudah berilmu maka sesuatu akan mudah," kata dia.  
   
Namun, katanya, bukan berarti sekolah tinggi lalu bercita-cita jadi pegawai negeri itu salah. "Masih sangat banyak pekerjaan lain yang lebih baik dan berpenghasilan lebih dari seorang PNS. Itu tergantung bagaimana kita memanfaatkan ilmu yang kita miliki dan bagaimana menangkap peluang yang ada," ujar dia.
   
Selanjutnya, sambung Hadi, menjadi seorang pemimpin harus memiliki talenta dan kemampuan yang  dimiliki  juga mengikuti perkembangan saat ini. Terutama perkembangan di daerah masing-masing dari semua sektor dan yang paling penting adalah menguasai dan mengetahui data secara rinci.
   
"Dan akurat, karena data itu penting untuk mengetahui keadaan situasi jumlah dan keperluan serta langkah yang akan diambil selanjutnya," kata dia.
   
Sementara itu Ketua STT Kalbar Barnabas Simin mengungkapkan tujuan diadakannya kegiatan itu, sebagai upaya meningkatkan tali silaturahmi dan kebersaman sesama mahasiswa. Selain itu, sebagai penyegaran/refressing karena setahun penuh bergelut dengan pelajaran perkuliahan yang tentunya menguras tenaga dan pikiran.
   
Kegiatan serupa dilaksanakan setiap tahun secara begiliran, dikuti 14 perguruan tinggi dan 500 peserta dari unsur pembimbing dosen dan mahasiswa STT se Kalbar.

Pewarta: M Khusyairi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014