Mempawah (Antara Kalbar) - Ratusan hektare sawah petani di kecamatan Siantan, kabupaten Mempawah terendam air. Petani khawatir curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan tanaman mereka mengalami puso atau gagal panen akibat rusak diterjang banjir.
Seperti di kampung Sukamaju dusun Raden Wijaya, desa Jungkat misalnya. Saat ini sejumlah petani dirundung duka. “Guyuran hujan dan luapan air di sejumlah parit yang ada dipemukiman dan sawah kami tak kunjung surut dalam sepekan terakhir. Musibah tahunan ini sebenarnya bisa diminimalisir jika saja pemerintah atau dinas terkait serius memperhatikan nasib petani,†ungkap Masdar, satu dari petani yang ada di Dusun Sukamaju itu.
Menurut pemerintah desa, saatnya pemerintah daerah mengupayakan penataan dan pelaksanaan normalisasi dikawasan potensi lumbung pangan daerah. Salah satu upaya yang harus dilakukan yakni dengan normalisasi.
“Sebenarnya saluran parit dan irigasi petani di dusun Raden Wijaya sebenarnya sudah diupayakan sejak tahun 2003 secara swadaya. Namun, seiring berjalannya waktu badan sejumlah parit sepanjang dusun itu kini semakin mengalami pendangkalan dan tidak mampu menampung debit air hujan,†terang Yusbandi kepala desa Jungkat, Selasa 2/12).
Pemerintah desa Jungkat tentu tidak punya kapasitas dalam hal mengalokasikan anggaran dalam guna memberikan solusi terkait aspirasi petani. Piihak legislatif maupun pemerintah kabupaten Mempawah dan pemerintah Provinsi Kalbar melalui dinas terkait diharapkan mengambil langkah cepat dan tepat untuk memberikan solusi bagi para petani, sehingga , mereka tak semakin merugi dan mengalami gagal tanam saat ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Seperti di kampung Sukamaju dusun Raden Wijaya, desa Jungkat misalnya. Saat ini sejumlah petani dirundung duka. “Guyuran hujan dan luapan air di sejumlah parit yang ada dipemukiman dan sawah kami tak kunjung surut dalam sepekan terakhir. Musibah tahunan ini sebenarnya bisa diminimalisir jika saja pemerintah atau dinas terkait serius memperhatikan nasib petani,†ungkap Masdar, satu dari petani yang ada di Dusun Sukamaju itu.
Menurut pemerintah desa, saatnya pemerintah daerah mengupayakan penataan dan pelaksanaan normalisasi dikawasan potensi lumbung pangan daerah. Salah satu upaya yang harus dilakukan yakni dengan normalisasi.
“Sebenarnya saluran parit dan irigasi petani di dusun Raden Wijaya sebenarnya sudah diupayakan sejak tahun 2003 secara swadaya. Namun, seiring berjalannya waktu badan sejumlah parit sepanjang dusun itu kini semakin mengalami pendangkalan dan tidak mampu menampung debit air hujan,†terang Yusbandi kepala desa Jungkat, Selasa 2/12).
Pemerintah desa Jungkat tentu tidak punya kapasitas dalam hal mengalokasikan anggaran dalam guna memberikan solusi terkait aspirasi petani. Piihak legislatif maupun pemerintah kabupaten Mempawah dan pemerintah Provinsi Kalbar melalui dinas terkait diharapkan mengambil langkah cepat dan tepat untuk memberikan solusi bagi para petani, sehingga , mereka tak semakin merugi dan mengalami gagal tanam saat ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014