Sungai Raya (Antara Kalbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Supadio Pontianak memprediksi pembentukan awan Cumulonimbus (Cb) masih cukup tinggi hingga tiga hari ke depan untuk beberapa wilayah Kalbar, terutama di Kabupaten Ketapang.

Seperti diberitakan sebelumnya, awan Cb yang sangat tebal diduga menjadi salah satu penyebab hilangnya kontak dari pesawar Air Asia, dimana saat kejadian tersebut pada Minggu (28/12) pagi, pesawat dikabarkan menghadapi awan yang sangat tebal di lokasi (antara Belitung dan Kalimantan). Berdasarkan data, ketinggian puncak awan Cumulonimbus yang dihadapi pesawat 48.000 kaki.

"Pembentukan awan Cb terlihat masih akan tumbuh hingga tiga hari ke depan, dan ini patut dihindari oleh setiap pesawat karena memiliki ketebalan yang cukup berbahaya bagi penerbangan," kata prakirawan BMKG Supadio Pontianak, Dina di Sungai Raya, Senin.

Dia menjelaskan, bersamaan terbentuknya awan Cb tersebut juga pasti akan diikuti tingginya intensitas curah hujan yang terjadi di Kalimantan Barat dalam beberapa hari ini.

"Sejumlah daerah berpeluang terbentuknya awan Cumulonimbus di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara. Kemudian, berdasarkan data dari BMKG intensitas curah hujan masih merata di sejumlah wilayah di Kalbar, seperti Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, Kota Singkawang dan Kabupaten Sambas," tuturnya.

Sementara hujan dengan intensitas ringan terjadi di Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Sanggau. Sedangkan untuk Kabupaten Melawi, Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara memiliki curah hujan yang cukup tinggi yaitu di atas 500 milimeter perjam, tentunya kondisi ini akan berdampak besar pada banjir.

Dina menambahkan, intensitas curah hujan saat ini sudah di atas normal berkisar antara 200 hingga 300 miliimeter perbulan, sementara kecepatan angin berkisar antara 15 hingga 20 knot perjam.

"Kondisi ini sangat berpeluang terbentuknya awan Cumulonimbus dan berpotensi banjir," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014