Pontianak (Antara Kalbar) - Sebanyak 20 Keuskupan Agung di Indonesia dan ratusan umat Katolik Pontianak mengikuti Misa Pemberkatan Gereja Katedral Santo Yoseph yang dipimpin oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Nunsio Apostolik) Vatikan untuk RI, Uskup Agung Mgr. Antonio Guido Filipazzi.
"Pemberkatan Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak sesungguhnya merupakan suatu pesta umat, yang mensyukuri anugerah Tuhan yang tak terkira, khususnya dalam rupa gedung gereja," kata Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus di Pontianak, Kamis.
Menurutnya, kemeriahan acara pemberkatan gereja Katedral, dapat dikatakan sebagai kebahagiaan seluruh umat paroki Katedral bahkan masyarakat Katolik di Kalbar. Suasana yang dialami pada hari bersejarah itu sesungguhnya telah didambakan oleh umat paroki Katedral Santo Yoseph, Pontianak sejak lama untuk memiliki gedung gereja yang representatif.
Dia mengatakan, itu juga merupakan puncak dari proses pembangunan Gereja Katedral Santo Yoseph yang dimulai dari pemancangan tiang pertama tahun 2011 dan peresmiannya oleh Gubernur Kalbar Cornelis, pada 19 Desember 2014.
"Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua umat, pemerintah daerah dan pihak lainnya yang telah membantu penyelesaian pembangunan gereja katedral ini," katanya.
Dia mengatakan 19 Maret diambil sebagai hari Pemberkatan Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak bukan tanpa makna, karena pada tanggal tersebut secara khusus Gereja Katolik memperingati Hari Raya (Sollemnitas) Santo Yosef yang menjadi Santo Pelindung Gereja Katedral Pontianak.
"Bangunan gereja ini dirancang oleh arsitek asli dari Kalimantan Barat didampingi Tim Asistensi Pembangunan Gereja, dimana model gereja mengacu arsitektur klasik "Corinten" yang terlihat dari kubah bulat sebagai kubah utama dan di atasnya ada kubah kecil lagi yang disebut `Rotunda`. Konstuksi kubah utama menggunakan space frame atau rangka ruang merupakan konstruksi yang terbilang canggih di Kalimantan Barat dan pertama kali digunakan untuk bangunan gereja," tuturnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Kalbar, Cornelis mengatakan saat ini Pontianak telah memiliki gereja terbesar dan megah di Kalimantan Barat, dimana keberadaan gereja tersebut diharapkan bisa menjadi kebanggaan masyarakat Kalbar dan semakin meningkatkan ketakwaan umat Katolik kepada Tuhan.
"Untuk itu, saya mewakili pemerintah provinsi Kalbar dan masyarakat umat Katolik mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembangunan gereja ini," katanya.
Cornelis menambahkan, Gereja Katedral Santo Yoseph itu bukan hanya milik umat Katolik saja, tetapi siapapun bisa masuk karena itu dibangun dengan bantuan Pemprov Kalbar.
"Jadi ke depan, gereja ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi bisa juga untuk mencari uang, karena sejauh ini sudah banyak wisatawan yang datang kemari, termasuk 47 duta besar dari negara sahabat dan Presiden Joko Widodo juga pernah kemari," kata Cornelis.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Pemberkatan Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak sesungguhnya merupakan suatu pesta umat, yang mensyukuri anugerah Tuhan yang tak terkira, khususnya dalam rupa gedung gereja," kata Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus di Pontianak, Kamis.
Menurutnya, kemeriahan acara pemberkatan gereja Katedral, dapat dikatakan sebagai kebahagiaan seluruh umat paroki Katedral bahkan masyarakat Katolik di Kalbar. Suasana yang dialami pada hari bersejarah itu sesungguhnya telah didambakan oleh umat paroki Katedral Santo Yoseph, Pontianak sejak lama untuk memiliki gedung gereja yang representatif.
Dia mengatakan, itu juga merupakan puncak dari proses pembangunan Gereja Katedral Santo Yoseph yang dimulai dari pemancangan tiang pertama tahun 2011 dan peresmiannya oleh Gubernur Kalbar Cornelis, pada 19 Desember 2014.
"Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua umat, pemerintah daerah dan pihak lainnya yang telah membantu penyelesaian pembangunan gereja katedral ini," katanya.
Dia mengatakan 19 Maret diambil sebagai hari Pemberkatan Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak bukan tanpa makna, karena pada tanggal tersebut secara khusus Gereja Katolik memperingati Hari Raya (Sollemnitas) Santo Yosef yang menjadi Santo Pelindung Gereja Katedral Pontianak.
"Bangunan gereja ini dirancang oleh arsitek asli dari Kalimantan Barat didampingi Tim Asistensi Pembangunan Gereja, dimana model gereja mengacu arsitektur klasik "Corinten" yang terlihat dari kubah bulat sebagai kubah utama dan di atasnya ada kubah kecil lagi yang disebut `Rotunda`. Konstuksi kubah utama menggunakan space frame atau rangka ruang merupakan konstruksi yang terbilang canggih di Kalimantan Barat dan pertama kali digunakan untuk bangunan gereja," tuturnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Kalbar, Cornelis mengatakan saat ini Pontianak telah memiliki gereja terbesar dan megah di Kalimantan Barat, dimana keberadaan gereja tersebut diharapkan bisa menjadi kebanggaan masyarakat Kalbar dan semakin meningkatkan ketakwaan umat Katolik kepada Tuhan.
"Untuk itu, saya mewakili pemerintah provinsi Kalbar dan masyarakat umat Katolik mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembangunan gereja ini," katanya.
Cornelis menambahkan, Gereja Katedral Santo Yoseph itu bukan hanya milik umat Katolik saja, tetapi siapapun bisa masuk karena itu dibangun dengan bantuan Pemprov Kalbar.
"Jadi ke depan, gereja ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi bisa juga untuk mencari uang, karena sejauh ini sudah banyak wisatawan yang datang kemari, termasuk 47 duta besar dari negara sahabat dan Presiden Joko Widodo juga pernah kemari," kata Cornelis.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015