Pekanbaru (Antara Kalbar) - Kampanye hemat energi dan penyelamatan lingkungan "Earth Hour" di Kota Pekanbaru berlangsung meriah di tengah hujan pada Sabtu malam.
Berdasarkan pantuan Antara, seratusan anak muda bersama aktivis lingkungan World Wild Fund for Nature (WWF) memeriahkan Kota Pekanbaru di tengah cuaca yang kurang bersahabat.
Berpusat di teater terbuka Taman Budaya Provinsi Riau, mereka menyalakan ratusan lilin membentuk logo "60+", yang merupakan simbol internasional untuk kampanye "Earth Hour".
Penyalaan lilin menandai kampanye yang dilakukan serentak di seluruh dunia, yakni pemadaman lampu dan perangkat yang menggunakan listrik selama satu jam mulai pukul 20.30-21.30 WIB.
Lampu-lampu jalan, perkantoran pemerintah daerah hingga tugu dan patung yang biasa penuh pulasan cahaya lampu warna-warni juga langsung dipadamkan secara serentak.
Mahasiswa yang tergabung dalam komunitas "Earth Hour" Pekanbaru menampilkan aksi teatrikal tentang nasih gajah dan harimau Sumatera yang sangat menarik untuk ditonton, dan sarat pesan moral.
Disusul kemudian dengan penampilan tarian modern kontemporer dari remaja Pekanbaru, lengkap dengan senter warna-warni yang membuat mereka berwarna mencolok di tengah kegelapan.
"Acara memang sempat mundur sedikit dari jadwal, karena kami menunggu hujan agak mereda," kata Humas WWF Program Riau Syamsidar.
Ia mengatakan, sempat agak risau karena cuaca Pekanbaru sejak sore hari langsung mendung dan turun hujan.
Meski begitu, ia mengaku bersyukur kampanye "Earth Hour" kali ini berjalan cukup sukses.
Syamsidar berterimakasih kepada generasi muda yang ikut meramaikan kampanye tahun ini.
Selain itu, ia juga menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT, yang telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat, baik individu, korporasi, maupun pemerintahan untuk mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak digunakan selama satu jam.
Ia mengatakan, pelaksanaan kampanye di Pekanbaru tahun ini melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam komunitas "Earth Hour" Pekanbaru.
"Semoga acara ini menginspirasi generasi muda untuk menjaga lingkungan dan hemat energi untuk menjaga bumi kita bersama," ujarnya.
Kampanye "Earth Hour" adalah salah satu kampanye global WWF yang mengajak semua lapisan masyarakat untuk peduli terhadap perubahan iklim akibat aktivitas manusia.
Tahun ini merupakan kali ketujuh pelaksanaan "Earth Hour" yang dilakukan secara serentak di dunia, dan mengusung tema "Hijaukan Hutan, Birukan Laut".
Indonesia sejak tahun 2009 mulai ikut berpartisipasi, dan hingga kini telah ada 29 kota pendukung "Earth Hour", salah satunya Kota Pekanbaru.
Pada tahun ini setidaknya 29 kota di Indonesia sudah berkomitmen menjadi bagian dari gerakan kampanye ini. Kota-kota tersebut yaitu Banda Aceh, Padang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Lampung, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Cimahi, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Kota Batu, Sidoarjo, Kediri, Denpasar, Mataram, Pontianak, Palangka Raya, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Palu dan Makassar.
Secara global, kampanye tahun ini mengangkat tema "Use Your Power To Change Climate Change", untuk mengajak publik bersama-sama melakukan aksi mencegah dampak perubahan iklim, dengan membuat perubahan yang lebih baik untuk masa depan bumi yang berkelanjutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Berdasarkan pantuan Antara, seratusan anak muda bersama aktivis lingkungan World Wild Fund for Nature (WWF) memeriahkan Kota Pekanbaru di tengah cuaca yang kurang bersahabat.
Berpusat di teater terbuka Taman Budaya Provinsi Riau, mereka menyalakan ratusan lilin membentuk logo "60+", yang merupakan simbol internasional untuk kampanye "Earth Hour".
Penyalaan lilin menandai kampanye yang dilakukan serentak di seluruh dunia, yakni pemadaman lampu dan perangkat yang menggunakan listrik selama satu jam mulai pukul 20.30-21.30 WIB.
Lampu-lampu jalan, perkantoran pemerintah daerah hingga tugu dan patung yang biasa penuh pulasan cahaya lampu warna-warni juga langsung dipadamkan secara serentak.
Mahasiswa yang tergabung dalam komunitas "Earth Hour" Pekanbaru menampilkan aksi teatrikal tentang nasih gajah dan harimau Sumatera yang sangat menarik untuk ditonton, dan sarat pesan moral.
Disusul kemudian dengan penampilan tarian modern kontemporer dari remaja Pekanbaru, lengkap dengan senter warna-warni yang membuat mereka berwarna mencolok di tengah kegelapan.
"Acara memang sempat mundur sedikit dari jadwal, karena kami menunggu hujan agak mereda," kata Humas WWF Program Riau Syamsidar.
Ia mengatakan, sempat agak risau karena cuaca Pekanbaru sejak sore hari langsung mendung dan turun hujan.
Meski begitu, ia mengaku bersyukur kampanye "Earth Hour" kali ini berjalan cukup sukses.
Syamsidar berterimakasih kepada generasi muda yang ikut meramaikan kampanye tahun ini.
Selain itu, ia juga menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT, yang telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat, baik individu, korporasi, maupun pemerintahan untuk mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak digunakan selama satu jam.
Ia mengatakan, pelaksanaan kampanye di Pekanbaru tahun ini melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam komunitas "Earth Hour" Pekanbaru.
"Semoga acara ini menginspirasi generasi muda untuk menjaga lingkungan dan hemat energi untuk menjaga bumi kita bersama," ujarnya.
Kampanye "Earth Hour" adalah salah satu kampanye global WWF yang mengajak semua lapisan masyarakat untuk peduli terhadap perubahan iklim akibat aktivitas manusia.
Tahun ini merupakan kali ketujuh pelaksanaan "Earth Hour" yang dilakukan secara serentak di dunia, dan mengusung tema "Hijaukan Hutan, Birukan Laut".
Indonesia sejak tahun 2009 mulai ikut berpartisipasi, dan hingga kini telah ada 29 kota pendukung "Earth Hour", salah satunya Kota Pekanbaru.
Pada tahun ini setidaknya 29 kota di Indonesia sudah berkomitmen menjadi bagian dari gerakan kampanye ini. Kota-kota tersebut yaitu Banda Aceh, Padang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Lampung, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Cimahi, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Kota Batu, Sidoarjo, Kediri, Denpasar, Mataram, Pontianak, Palangka Raya, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Palu dan Makassar.
Secara global, kampanye tahun ini mengangkat tema "Use Your Power To Change Climate Change", untuk mengajak publik bersama-sama melakukan aksi mencegah dampak perubahan iklim, dengan membuat perubahan yang lebih baik untuk masa depan bumi yang berkelanjutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015