Pontianak (Antara Kalbar) - Kesatuan Pelaksana Pengawasan Pelabuhan Udara (KP3U) Bandara Supadio Pontianak, Kalbar, membekuk FRG (33) petugas bagasi, karena diduga mencuri telepon genggam milik Frans Leonardus (54), PNS Pemkab Kapuas Hulu.
"Terungkapnya aksi pencurian yang dilakukan oleh tersangka FRG, karena korban melaporkan kepada petugas keamanan Bandara Supadio, terkait kehilangan telepon Blackberry, Rabu (9/4) sekitar pukul 11.30 WIB," kata Wakasat Reskrim Poltabes Pontianak AKP Siswadi di Pontianak, Jumat.
Pencurian oleh tersangka FRG yang bekerja di PT Britis Titian Nusantara jasa operator bagasi di Bandara Supadio Pontianak, yang tinggal di Gang Kapuas No. 6 Jalan Adisucipto, Kabupaten Kubu Raya itu, pada penumpang atas nama Frans Leonardus yang menggunakan jasa angkutan maskapai Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182, dari Jakarta tujuan Pontianak.
Siswadi menjelaskan, setelah menerima laporan kehilangan dari salah seorang penumpang itu, petugas keamanan memeriksa rekaman kamera pengawas, maka diketahui FRG yang sudah setahun bekerja sebagai operator dan petugas bagasi di Bandara Supadio Pontianak itu, yang mengambilnya.
"Modusnya yakni mengambil telepon genggam yang disimpan di bagian luar saku tas milik korbannya," katanya.
Kasus ini merupakan kejadian yang kedua kalinya, terkait kasus pencurian bagasi milik penumpang di Bandara Supadio Pontianak, yang sebelumnya kasus kehilangan emas perhiasan yang nilainya cukup besar tahun lalu, kata Siswadi.
Sementara itu, tersangka FRG membantah telah melakukan pencurian tersebut. Karena pada saat dibawa atau diturunkan dari pesawat tas tersebut dalam keadaan terbuka, sehingga telepon genggam yang berada di tas tersebut kelihatan, karena khawatir jatuh maka disuruh temannya ambil.
"Ketika telepon genggam itu saya ambil, tidak lama pemiliknya menelepon," ungkapnya.
Kemudian dia bilang telepon genggamnya ada pada dirinya. "Belum sempat saya serahkan ke petugas keamanan, saya keburu diamankan petugas keamanan," ujar FRG yang sudah setahun bekerja di bidang jasa bagasi di Bandara Supadio Pontianak itu.
(U.A057/B/N005/N005) 10-04-2015 16:45:17
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Terungkapnya aksi pencurian yang dilakukan oleh tersangka FRG, karena korban melaporkan kepada petugas keamanan Bandara Supadio, terkait kehilangan telepon Blackberry, Rabu (9/4) sekitar pukul 11.30 WIB," kata Wakasat Reskrim Poltabes Pontianak AKP Siswadi di Pontianak, Jumat.
Pencurian oleh tersangka FRG yang bekerja di PT Britis Titian Nusantara jasa operator bagasi di Bandara Supadio Pontianak, yang tinggal di Gang Kapuas No. 6 Jalan Adisucipto, Kabupaten Kubu Raya itu, pada penumpang atas nama Frans Leonardus yang menggunakan jasa angkutan maskapai Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182, dari Jakarta tujuan Pontianak.
Siswadi menjelaskan, setelah menerima laporan kehilangan dari salah seorang penumpang itu, petugas keamanan memeriksa rekaman kamera pengawas, maka diketahui FRG yang sudah setahun bekerja sebagai operator dan petugas bagasi di Bandara Supadio Pontianak itu, yang mengambilnya.
"Modusnya yakni mengambil telepon genggam yang disimpan di bagian luar saku tas milik korbannya," katanya.
Kasus ini merupakan kejadian yang kedua kalinya, terkait kasus pencurian bagasi milik penumpang di Bandara Supadio Pontianak, yang sebelumnya kasus kehilangan emas perhiasan yang nilainya cukup besar tahun lalu, kata Siswadi.
Sementara itu, tersangka FRG membantah telah melakukan pencurian tersebut. Karena pada saat dibawa atau diturunkan dari pesawat tas tersebut dalam keadaan terbuka, sehingga telepon genggam yang berada di tas tersebut kelihatan, karena khawatir jatuh maka disuruh temannya ambil.
"Ketika telepon genggam itu saya ambil, tidak lama pemiliknya menelepon," ungkapnya.
Kemudian dia bilang telepon genggamnya ada pada dirinya. "Belum sempat saya serahkan ke petugas keamanan, saya keburu diamankan petugas keamanan," ujar FRG yang sudah setahun bekerja di bidang jasa bagasi di Bandara Supadio Pontianak itu.
(U.A057/B/N005/N005) 10-04-2015 16:45:17
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015