Jakarta (Antara Kalbar) - Organisasi kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia sedang merampungkan pembangunan Wisma Rakyat Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, melengkapi bangunan rumah sakit yang sedang dirampungkan.

Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Henry Hidayatullah di Jakarta, Selasa menjelaskan pihaknya terus memantau perkembangan pembangunan rumah sakit maupun wisma dimaksud melalui komunikasi jarak jauh.

"Selain via email, media komunikasi yang rutin digunakan antara tim alat kesehatan di MER-C pusat Jakarta dengan para relawan di Gaza adalah melalui 'Skype'. Komunikasi via 'Skype' ini dilakukan minimal satu kali dalam sepekan," katanya didampingi Manajer Operasional MER-C Rima Manzanaris.

Ia menjelaskan komunikasi dimaksud dilakukan untuk memantau kondisi para relawan dan perkembangan program-program MER-C di Gaza, Palestina.

Di antaranya seperti program Rumah Sakit (RS) Indonesia dan pengadaan alat kesehatannya, program pembangunan Wisma Rakyat Indonesia, dan penyaluran bantuan kemanusiaan yang seluruhnya merupakan amanah dari rakyat Indonesia untuk Palestina.

Ia menjelaskan pada Rabu (6/5), tim alat kesehatan MER-C Jakarta kembali melakukan komunikasi via "Skype" dengan perwakilan relawan di Gaza, yaitu Ir Edy Wahyudi.

Dalam komunikasi tersebut Edy Wahyudi yang sudah tiga kali bertugas di Gaza mengabarkan bahwa seluruh relawan dalam kondisi baik dan sehat.

Dilaporkan juga proses pengadaan alat kesehatan RS Indonesia masih terus berjalan, namun belum ada alat lagi yang tiba di RS Indonesia.

Berdasarkan komunikasi intensifnya dengan para pemasok alat kesehatan di Gaza, alat-alat kesehatan yang telah dipesan untuk RS Indonesia masih dalam proses pengiriman dengan status yang beragam seperti dalam perjalanan dengan kapal laut, proses perizinan untuk masuk ke Gaza dan ada juga peralatan yang sudah mendapat izin namun masih menunggu antrean untuk bisa masuk ke Gaza.

Henry Hidayatullah menambahkan meski terpisah jarak yang jauh dan izin yang sulit untuk mengirimkan tambahan relawan, khususnya dengan keahlian medis dan "Medical Technologist", namun hal ini tidak menjadi penghalang proses pengadaan alat kesehatan RS Indonesia.

"Proses ini tetap dijalankan dengan cara memberikan pengarahan jarak jauh kepada para relawan yang ada di Gaza untuk melakukan survei dan kesepakatan-kesepakatan dengan 'supplier' alat kesehatan lokal," katanya.

MER-C pusat di Jakarta juga secara rutin memantau dan mendampingi relawan di Gaza mulai dari proses pemilihan serta penentuan alat dan pemasok, pemesanan, pengecekan, pembayaran, hingga memasang alat-alat serta pelatihan untuk alat-alat tertentu bagi para tenaga lokal yang akan menggunakannya.

Ia mengakui bahwa bukan hal yang mudah awalnya, terlebih relawan yang kini masih bertugas di Gaza adalah relawan dengan keahlian bidang konstruksi.

"Namun dengan dedikasi dan semangat belajar yang tinggi, semua kendala yang mulanya terasa sulit dapat diatasi," katanya.

(A035/N005)

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015