Sanaa (Antara Kalbar/AFP) - Hampir duapertiga dari warga Yaman atau sekitar 16 juta jiwa bertahan hidup tanpa air bersih akibat perang di negara tersebut, kata organisasi kemanusiaan Oxfam pada Selasa.
   
Sejak dua bulan lalu, sekutu antarbangsa pimpinan Arab Saudi terus melancarkan serangan udara atas Yaman untuk memberangus kelompok gerilyawan Houthi.
    
"Serangan udara terus menerus, pertempuran di darat, ditambah kelangkaan bahan bakar membuat jumlah warga Yaman tanpa air bersih bertambah tiga juta orang," kata Oxfam, yang berkantor di Inggris, dalam pernyataan tertulis.
   
"Dengan demikian, jumlah warga Yaman hidup tanpa air bersih dan sanitasi baik mencapai 16 juta jiwa," kata direktur Oxfam untuk Yaman, Grace Ommer.
   
Bahkan, sebelum peningkatan perang dimulai, setengah dari warga negara miskin itu sudah tidak mempunyai mendapatkan air minum bersih, kata Oxfam.
   
Sekutu pimpinan Arab Saudi mulai melancarkan serangan udara ke Yaman pada 26 Maret untuk menghancurkan gerilyawan Houthi dan pasukan mantan presiden Ali Abdullah Saleh.
   
Sekutu itu dibentuk dengan tugas mengembalikan kekuasaan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang kini tengah melarikan diri ke Arab Saudi.
  
Gerilyawan Houthi berhasil menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, pada September tahun lalu. Sejak saat ini, mereka terus mendesak ke selatan dan memaksa Presiden Hadi bersembunyi di negara lain.
  
Serangan udara terus menerus berminggu-minggu dan pertempuran darat merusak sebagian besar jaringan air di Yaman, kata Oxfam.
  
"Kini orang-orang terpaksa menggunakan air yang tidak aman unuk diminum sebagai akibat dari rusaknya sistem air lokal. Hal ini meningkatkan resiko penyakit yang dapat mengancam nyawa, seperti, malaria, kolera, dan diare," kata organisasi tersebut.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015