Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat Dwi Suslamanto mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Kalbar pada triwulan I 2015 mengalami peningkatan sebesar 4,75 persen (yoy), meski pertumbuhan ekonomi nasional saat ini melesu.
"Ditengah melesunya pertumbuhan ekonomi nasional, ekonomi Kalbar justru tumbuh sebesar 4,75 persen (yoy) dimana hal ini relatif lebih baik dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2014 yang hanya tumbuh terbatas, 3,90 persen (yoy)," kata Dwi di Pontianak, Selasa.
Menurutnya, membaiknya pertumbuhan ekonomi Kalbar tersebut didorong oleh membaiknya kinerja ekspor, meskipun masih mengalami kontraksi, serta kosumsi rumah tangga yang tumbuh stabil di level yang cukup tinggi. Di sisi lain, katanya, komponen investasi mengalami perlambatan, meskipun masih tumbuh pada level yang tinggi.
Berdasarkan perkembangan ekonomi sisi sektoral, lanjutnya, membaiknya pertumbuhan ekonomi Kalbar sepanjang triwulan I 2015 terutama bersumber dari perbaikan kinerja di sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, serta sektor tersier yang meliputi informasi dan keuangan serta sektor perdagangan.
"Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kalbar pada triwulan I 2015 terutama bersumber dari sektor informasi dan komunikasi dan sektor pertanian, dimana ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan masing-masing sebesar 0,91 persen, 0,69 persen dan 0,55 persen dari total angka pertumbuhan Kalbar pada triwulan I 2015," katanya.
Selain itu, perbaikan kinerja juga terjadi pada beberapa sektor utama, diantaranya sektor pertambangan dan industri pengolahan setelah sebelumnya mengalami kontraksi di triwulan IV 2014.
"Sektor pertambangan dan penggalian dapat tumbuh positif 9,62 persen pertahun, sementara industri pengolahan tumbuh 2,36 persen pertahun," tuturnya.
Menurutnya, tekanan inflasi pada triwulan laporan terutama dipicu oleh terjaganya ekspektasi masyarakat terutama disaat perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Kendati demikian, realisasi sejumlah kebijakan penyesuaian harga energi oleh pemerintah di sepanjang triwulan I 2015 disertai dengan terbatasnya pasokan beras yang menahan turunnya tekanan inflasi pada triwulan laporan.
"Berdasarkan kelompok komoditasnya, sumber utama inflasi triwulan I 2015 adalah kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar dengan andil sebesar 2,68 persen. Secara triwulanan, inflasi Kalbar mencapai 1,71 persen (qtq) lebih rendah dari pada triwulan sebelumnya sebesar 3,67 persen (qtq)," kata Dwi.
(KR-RDO/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Ditengah melesunya pertumbuhan ekonomi nasional, ekonomi Kalbar justru tumbuh sebesar 4,75 persen (yoy) dimana hal ini relatif lebih baik dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2014 yang hanya tumbuh terbatas, 3,90 persen (yoy)," kata Dwi di Pontianak, Selasa.
Menurutnya, membaiknya pertumbuhan ekonomi Kalbar tersebut didorong oleh membaiknya kinerja ekspor, meskipun masih mengalami kontraksi, serta kosumsi rumah tangga yang tumbuh stabil di level yang cukup tinggi. Di sisi lain, katanya, komponen investasi mengalami perlambatan, meskipun masih tumbuh pada level yang tinggi.
Berdasarkan perkembangan ekonomi sisi sektoral, lanjutnya, membaiknya pertumbuhan ekonomi Kalbar sepanjang triwulan I 2015 terutama bersumber dari perbaikan kinerja di sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, serta sektor tersier yang meliputi informasi dan keuangan serta sektor perdagangan.
"Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kalbar pada triwulan I 2015 terutama bersumber dari sektor informasi dan komunikasi dan sektor pertanian, dimana ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan masing-masing sebesar 0,91 persen, 0,69 persen dan 0,55 persen dari total angka pertumbuhan Kalbar pada triwulan I 2015," katanya.
Selain itu, perbaikan kinerja juga terjadi pada beberapa sektor utama, diantaranya sektor pertambangan dan industri pengolahan setelah sebelumnya mengalami kontraksi di triwulan IV 2014.
"Sektor pertambangan dan penggalian dapat tumbuh positif 9,62 persen pertahun, sementara industri pengolahan tumbuh 2,36 persen pertahun," tuturnya.
Menurutnya, tekanan inflasi pada triwulan laporan terutama dipicu oleh terjaganya ekspektasi masyarakat terutama disaat perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Kendati demikian, realisasi sejumlah kebijakan penyesuaian harga energi oleh pemerintah di sepanjang triwulan I 2015 disertai dengan terbatasnya pasokan beras yang menahan turunnya tekanan inflasi pada triwulan laporan.
"Berdasarkan kelompok komoditasnya, sumber utama inflasi triwulan I 2015 adalah kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar dengan andil sebesar 2,68 persen. Secara triwulanan, inflasi Kalbar mencapai 1,71 persen (qtq) lebih rendah dari pada triwulan sebelumnya sebesar 3,67 persen (qtq)," kata Dwi.
(KR-RDO/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015