Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Dwi Suslamanto memprediksikan pertumbuhan ekonomi Kalbar pada tahun 2017 berpotensi meningkat meskipun tidak terlalu tinggi.
"Pada 2017 kami prediksi masih kondusif dan tumbuh meski pun belum mengesankan seperti pada 2010 dan 2012," ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Dwi menjelaskan, perkembangan ekonomi global sendiri terkini cenderung melemah, diikuti harga komoditas yang masih rendah dan aliran modal ke negara berkembang yang kembali turun.
"Pertumbuhan ekonomi global 2016 sekitar tiga persen atau lebih rendah dari capaian tahun lalu sebesar 3,2 persen. Dengan hal itu tentu berpengaruh kepada ekonomi nasional termasuk di Kalbar. Kembali lagi meski demikian Kalbar diproyeksikan tetap tumbuh," terangnya.
Menurutnya, Amerika Serikat sebagai negara maju yang diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi global belum solid. Ekonomi negara berkembang dalam perhatian dunia.
"Sedangkan Tiongkok sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia masih melakukan konsolidasi dan menyesuaikan sumber pertumbuhan perekonomiannya," kata dia.
Kendati kondisi globar saat ini masih terkoreksi, harapan positif terlihat pada batubara dan minyak nabati (CPO) yang dalam beberapa bulan terakhir mulai meningkat. Namun sambung Dwi, kenaikan harga tersebut lebih dominan dipengaruhi penurunan produksi ketimbang akbibat kenaikan permintaan.
"Ekonomi global yang belum solid akan berdampak ketidakpastian di pasar keuangan global. Belum lagi dampak ketidakpastian geopolitik. Berbagai sebab itu kemudian berdampak menurunnya aliran modal ke negara berkembang dan diikuti volatilitas perpindahan dana global," jelasnya.
Ia menambahkan permasalahan global yang bersifat struktural pada gilirannya memang perlu dicermati karena berimplikasi pada proses penyelesaiannya yang dinilai Dwi tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat.
"Kita masih akan menghadapi kelesuan ekonomi global dalam waktu lebih lama, yang bahkan berisiko menjalar ke negara berlembang, termasuk Asia," katanya.
"Intinya pertumbuhan ekonomi global sampai dengan tahun 2020 diperkirakan masih akan dibawah empat persen," ujarnya.