Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto mengatakan berdasarkan kajian pihaknya, dalam pengembangan pariwisata di Kalbar membutuhkan strategi promosi yang tepat.
"Berdasarkan fokus pengembangan wisata Kalbar dengan spesifikasi pariwisata budaya dan berbasis alam yang sebagian besar masih dieksplor dan dalam tahap pembangunan harus dibutuhkan strategi promosi yang tepat. Selain itu perlu juga interkoneksi dan pengembangan fasilitas dari objek atau potensi wisata yang ada," ujarnya saat FGD peningkatan daya saing industri pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi di Bank Indonesia Kalbar, Selasa.
Dwi menjelaskan potret pariwisata Kalbar berdasarkan data tahun 2017 dalam hal kontribusinya di sektor sektor tersebut terhadap perekonomian cenderung masih rendah yakni hanya 2,29 persen. Persentase tersebut menurutnya relatif terhadap provinsi lainnya.
"Jika dilihat `share` sektor pariwisata terhadap ekonomi di wilayah Indonesia, Kalimantan adalah yang terkecil. Namun dari Kalimantan, Kalbar tertinggi," kata dia.
Kondisi rendahnya kontribusi pariwisata terhadap perekonomian dikatakan Dwi karena terefleksi rendahnya alokasi pos belanja pariwisata pada APBD pun sangat rendah pula.
Ia menyebutkan dari APBD hanya teralokasi sebesar 0,19 persen.
Sementara dilihat dari tantangan pengembangan wisata di Kalbar menurut Dwi adalah soal aksesibilitas pariwisata baik itu tentang konektivitas menuju destinasi dan belumnya menjadi prioritas utama dalam pembangunan.
"Padahal kalau dilihat dari potensi terutama ekowisata di Kalbar seperti Danau Sentarum dan lainnya sangat baik untuk dikembangkan. Oleh karena itu butuh dilakukan sejumlah rumusan yang tepat ke depan agar sektor wisata di Kalbar tumbuh dan memberikan kontribusi yang besar bagi daerah," kata dia.